يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا
“(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami”
Faidah:
* Syaikh As Sa’di menuturkan: “Ar Rusyd adalah segala sesuatu yang menuntun manusia kepada maslahat dunia dan akhirat”
Ar Rusyd (الرشد) dan Al Huda (الهدى) adalah dua istilah yang sama jika digunakan sendirian. Namun jika digunakan dalam satu tempat, * Al Huda artinya ilmu yang benar, lawannya adalah Adh Dhalaal (الضلال), yaitu ilmu yang sesat. Sedangkan Ar Rusyd artinya amal yang benar, lawannya adalah Al Ghayy (الغي), yaitu amal keburukan (Lihat Ighatsatul Lahfaan, 2/168)
* Huruf fa’ pada kata فامنا به menujukkan adanya sebab akibat. Yaitu para jin yang beriman tersebut menegaskan bahwa Al Qur’an adalah sebab mereka menjadi beriman. Inilah cara beragama yang benar, mengimani sesuatu karena dalil, mengamalkan sesuatu karena dalil, bukan karena ikut-ikutan, taqlid buta atau karena kebetulan sesuai dengan apa yang diinginkan.
* Iman yang didasari atas dalil lah yang menjadikannya kokoh, bahkan iman yang kokoh ini membuahkan berbagai macam kebaikan agama lainnya. Sebaliknya iman yang hanya didasari oleh ikut-ikutan atau fanatik buta, adalah iman yang lemah dan tidak akan membuahkan kebaikan bagi kondisi agamanya.
* Islam yang sempurna tidak cukup menetapkan keimanan (al itsbaat) namun juga wajib mengingkari kesyirikan (an nafyu). Inilah potret iman yang kokoh hasil pendidikan Qur’ani.
* Membenci dan menjauhi kesyirikan sudah menjadi konsekuensi keimanan. Namun dalam ayat ini, seolah para jin ingin menyindir kaum musyrikin yang hanya mengaku beriman kepada Allah namun di sisi lain, sambil beribadah kepada Allah mereka juga nyambi beribadah kepada selain Allah alias berbuat syirik.
“(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami”
Faidah:
* Syaikh As Sa’di menuturkan: “Ar Rusyd adalah segala sesuatu yang menuntun manusia kepada maslahat dunia dan akhirat”
Ar Rusyd (الرشد) dan Al Huda (الهدى) adalah dua istilah yang sama jika digunakan sendirian. Namun jika digunakan dalam satu tempat, * Al Huda artinya ilmu yang benar, lawannya adalah Adh Dhalaal (الضلال), yaitu ilmu yang sesat. Sedangkan Ar Rusyd artinya amal yang benar, lawannya adalah Al Ghayy (الغي), yaitu amal keburukan (Lihat Ighatsatul Lahfaan, 2/168)
* Huruf fa’ pada kata فامنا به menujukkan adanya sebab akibat. Yaitu para jin yang beriman tersebut menegaskan bahwa Al Qur’an adalah sebab mereka menjadi beriman. Inilah cara beragama yang benar, mengimani sesuatu karena dalil, mengamalkan sesuatu karena dalil, bukan karena ikut-ikutan, taqlid buta atau karena kebetulan sesuai dengan apa yang diinginkan.
* Iman yang didasari atas dalil lah yang menjadikannya kokoh, bahkan iman yang kokoh ini membuahkan berbagai macam kebaikan agama lainnya. Sebaliknya iman yang hanya didasari oleh ikut-ikutan atau fanatik buta, adalah iman yang lemah dan tidak akan membuahkan kebaikan bagi kondisi agamanya.
* Islam yang sempurna tidak cukup menetapkan keimanan (al itsbaat) namun juga wajib mengingkari kesyirikan (an nafyu). Inilah potret iman yang kokoh hasil pendidikan Qur’ani.
* Membenci dan menjauhi kesyirikan sudah menjadi konsekuensi keimanan. Namun dalam ayat ini, seolah para jin ingin menyindir kaum musyrikin yang hanya mengaku beriman kepada Allah namun di sisi lain, sambil beribadah kepada Allah mereka juga nyambi beribadah kepada selain Allah alias berbuat syirik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar