Keadaan dan kejadian buruk, ada dan terjadi, dikarenakan ada beberapa sebab. Di antaranya, disebabkan oleh perbuatan dirinya sendiri. Karena telah berbuat yang melanggar ketentuan ALLAH. Dengan perbuatannya tersebut, maka diri manusia harus menanggung akibat dari perbuatannya. Dan akan menerima hukuman dari ALLAH, berupa keadaan dan kejadian yang buruk, apabila kita melanggar ketentuan-NYA. Misalnya berupa kesulitan ekonomi, sakit, kehilangan harta benda dan lain sebagainya. Dengan keadaan tersebut, ALLAH menginginkan, agar dirinya sadar atas perbuatannya, dan menyadari perbuatannya selanjutnya meninggalkannya, setelah itu bertobat dan memohon ampun kepada-NYA.
Ada juga sebuah keadaan dan kejadian buruk, yang terjadi pada diri manusia, memang diciptakan dan dikehendaki oleh-NYA. Dengan tujuan untuk mengetahui, sampai sejauh mana kadar keimanan dan ketakwaan hamba-NYA kepada-NYA. Walau sesungguhnya, ALLAH tidak perlu menciptakan keadaan dan kejadian tersebut, hanya karena ingin mengetahui kadar keimanan dan ketakwaan seorang hamba. ALLAH dengan ilmu-NYA, tentu sangat mudah untuk mengetahui hal itu. Tetapi, kalau hal itu ALLAH lakukan, maka tak akan pernah ada hukum alam, tiada himah dan rahasia di balik setiap keadaan dan kejadian. Dan kepada hamba-NYA, tidak bisa mengetahui dan belajar, sekaligus berguru kepada setiap keadaan dan kejadian. Dengan begitu ilmu dan rohani seseorang tidak akan pernah berkembang dan terus berjalan, akan berhenti dan mati sebelum sampai pada tujuannya.
Firman ALLAH surat Al-Baqarah 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Tasawuf Di Dalam Diri Ada ALLAH, 2011)
Follow twitter: @kutipanhikmah
Ada juga sebuah keadaan dan kejadian buruk, yang terjadi pada diri manusia, memang diciptakan dan dikehendaki oleh-NYA. Dengan tujuan untuk mengetahui, sampai sejauh mana kadar keimanan dan ketakwaan hamba-NYA kepada-NYA. Walau sesungguhnya, ALLAH tidak perlu menciptakan keadaan dan kejadian tersebut, hanya karena ingin mengetahui kadar keimanan dan ketakwaan seorang hamba. ALLAH dengan ilmu-NYA, tentu sangat mudah untuk mengetahui hal itu. Tetapi, kalau hal itu ALLAH lakukan, maka tak akan pernah ada hukum alam, tiada himah dan rahasia di balik setiap keadaan dan kejadian. Dan kepada hamba-NYA, tidak bisa mengetahui dan belajar, sekaligus berguru kepada setiap keadaan dan kejadian. Dengan begitu ilmu dan rohani seseorang tidak akan pernah berkembang dan terus berjalan, akan berhenti dan mati sebelum sampai pada tujuannya.
Firman ALLAH surat Al-Baqarah 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Tasawuf Di Dalam Diri Ada ALLAH, 2011)
Follow twitter: @kutipanhikmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar