Iman selalu melahirkan amal saleh. Jika tidak, keimanannya palsu, karena –menurut jumhur ulama– iman itu bermakna “mengikrarkan dengan lisan, membebarkan dalam hati, dan mengamalkannya dengan anggota badan” (ikrarun bil lisan, tashdiqun bil qolbi, wa ‘amalun bir arkan).
Sejumlah ayat dan hadits berikut ini menyebutkan iman pasti melahirkan amal saleh, seperti shalat, zakat, sedekah, menolong sesama, menegakkan kebenaran Ilahi, dan mencegah kemunkaran.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah maka gemetarlah hati mereka, dan bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (QS. Al-Anfal: 2-4).
“Iman itu 70 cabang lebih atau 60 cabang lebih. Yang paling utama adalah ucapan “laa ilaaha illallaah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim).
“Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya (otoritas), jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya, dan yang demikian itu (mengubah dengan hati) adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim). Wallahu a’lam
Sejumlah ayat dan hadits berikut ini menyebutkan iman pasti melahirkan amal saleh, seperti shalat, zakat, sedekah, menolong sesama, menegakkan kebenaran Ilahi, dan mencegah kemunkaran.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah maka gemetarlah hati mereka, dan bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (QS. Al-Anfal: 2-4).
“Iman itu 70 cabang lebih atau 60 cabang lebih. Yang paling utama adalah ucapan “laa ilaaha illallaah” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari tengah jalan, sedang rasa malu itu (juga) salah satu cabang dari iman.” (HR. Muslim).
“Siapa yang melihat kemungkaran di antara kalian, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya (otoritas), jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka ubahlah dengan hatinya, dan yang demikian itu (mengubah dengan hati) adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim). Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar