Para Nabi dan Rasul memiliki 4 sifat Wajib dan 4 sifat Mustahil, serta 1 sifat Jaiz:
1. Shiddiq (benar), mustahil ia Kizib (dusta). Ertinya, Nabi dan Rasul bersifat benar, baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yakni sesuai dengan ajaran Allah SWT. “Dan Kami menganugerahkan kepada mereka sebahagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia”.(QS.19/Maryam:50).
2. Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang). Ertinya, para Nabi dan Rasul itu bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah SWT, serta memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atas ajaran Allah SWT.
3. Fathonah (pandai/cerdas), mustahil Jahlun (bodoh). Ertinya, para Nabi dan Rasul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.
4. Tabliq (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil Kitman (menyembunyikan wahyu). Artinya, para Nabi dan Rasul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Allah SWT sekalipun mengakibatkan jiwanya terancam. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan orang-orang yang ummi (buta huruf), “Sudahkah kamu masuk Islam ?”.
Jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS.3/Ali Imrom: 20)
Satu sifat Jaiz para Nabi dan Rasul, yaitu Arodhul Basyariyah, ertinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya, seperti ; makan, minum, tidur, sakit dan lain-lain sebagainya.
"
1. Shiddiq (benar), mustahil ia Kizib (dusta). Ertinya, Nabi dan Rasul bersifat benar, baik dalam tutur kata maupun perbuatannya, yakni sesuai dengan ajaran Allah SWT. “Dan Kami menganugerahkan kepada mereka sebahagian rahmat Kami, dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi mulia”.(QS.19/Maryam:50).
2. Amanah (dapat dipercaya), mustahil Khianat (curang). Ertinya, para Nabi dan Rasul itu bersifat jujur dalam menerima ajaran Allah SWT, serta memelihara keutuhannya dan menyampaikannya kepada umat manusia sesuai dengan kehendak-Nya. Mustahil mereka menyelewengkan atau berbuat curang atas ajaran Allah SWT.
3. Fathonah (pandai/cerdas), mustahil Jahlun (bodoh). Ertinya, para Nabi dan Rasul itu bijaksana dalam semua sikap, perkataan, dan perbuatannya atas dasar kecerdasannya. Dengan demikian mustahil mereka dapat dipengaruhi oleh orang lain.
4. Tabliq (Menyampaikan wahyu kepada umatnya), mustahil Kitman (menyembunyikan wahyu). Artinya, para Nabi dan Rasul itu pasti menyampaikan seluruh ajaran Allah SWT sekalipun mengakibatkan jiwanya terancam. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al-Kitab dan orang-orang yang ummi (buta huruf), “Sudahkah kamu masuk Islam ?”.
Jika mereka telah masuk Islam, niscaya mereka mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah maha melihat akan hamba-hamba-Nya. (QS.3/Ali Imrom: 20)
Satu sifat Jaiz para Nabi dan Rasul, yaitu Arodhul Basyariyah, ertinya mereka juga memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia pada umumnya, seperti ; makan, minum, tidur, sakit dan lain-lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar