Rabu, 15 Mei 2013


Bissmillaah...

Kisah berikut ini memang benar-benar nyata dan terjadi, karena Allah SWT sendirilah yang mengabarkan kepada kita melalui kitab suci Al Qur'an. 

"Kisahnya..."

Pada suatu ketika Nabi Musa AS telah memenuhi panggilan Allah subhana wa Ta'ala. Beliau naik ke gunung sinai (Thursina) setelah beliau menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu. Allah SWT pun Berfirman dan menurunkan Taurat kepada beliau.

Kemudian Nabi Musa AS pun sangat rindu untuk melihat wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepada nya, wajah Rabb-Nya.

"Dan tatkala Musa datang menurut waktu yang telah kami tentukan. Dan telah berfirman Rabb-Nya kepadanya: Berkatalah ia, ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapadaku, agar aku dapat memandang Engkau."

Berkatalah Allah : "Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya, niscaya engkau dapat melihatku."

Setelah mendengar permintaan Nabi Musa AS itu, kemudian Allah SWT berfirman : 
"Wahai putra Imran, sesungguhnya tidak akan ada yang sanggup untuk melihat-KU, kemudian ia mampu untuk tetap hidup. "

Nabi Musa AS berkata: 
"Ya Rabbi, tidak ada sesuatupun yang menyekutui-MU, sesungguhnya melihat-MU dan kemudian mati itu lebih aku sukai daripada aku terus hidup tanpa melihat-MU. Rabbi, sempurnakanlah nikmat, anugerah dan hikmat-MU kepada ku dengan mengabulkan permohonanku ini, setelah itu aku rela mati "

Ibnu Abbas RA, sahabat Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa ketika Allah SWT mengethaui Nabi Musa AS ingin dikabulkan, maka berfirman Allah :

"Pergilah engkau, dan lihatlah batu di atas puncak gunung itu, duduklah engkau diatas batu itu, kemudian AKU (Allah) akan menurunkan bala tentara-KU kepada mu."

Dan ketika telah sampai di puncak batu tersebut, maka Allah SWT pun menurunkan bala tentaranya, para malaikat hingga langit ketujuh, untuk menampakkan diri kepadaya. Di perintahkan para malaikat penghuni langit untuk menampakkan diri di hadapan nabi Musa AS. sambil mengeraskan suara tasbih, tahlil mereka, bagaikan suara petir yang menyambar-nyambar.

Kemudian para malaikat penghuni langit kedua diperintahkan menampakkan diri, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam, mereka bersayap dan memiliki raut muka, diantaranya ada yang berbentuk seperti singa. Berlalu di hadapan Nabi Musa AS sambil mengeraskan suara-suara tasbihnya.

Mendengar teriakan-teriakan tersebut, Nabi Musa AS merasa ngeri dan kemudian berkata: "Yaa Rabbi, sungguh aku menyesal atas permohonanku. Apakah engkau berkehendak untuk menyelamatkanku dari tempat ini?

Pimpinan dari kelompok malaikat
tersebut berkata: "Hai Musa, bersabarlah atas apa yang engkau minta, apa yang engkau lihat ini baru sebagian kecil saja."

Allah SWT memerintahkan para penghuni langit ketiga turun. Lalu keluarlah malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya dengan aneka ragam bentuk dan warnanya. Ada yang seperti api yang menjilat-jilat, mereka memekikkan tasbih, tahlil dengan suara hiruk pikuk menggelegar.

Nabi Musa AS semakin berputus asa dan kelompok malaikat itu berkata: "Wahai Musa, bersabarlah hingga engkau tidak akan sanggup lagi untuk melihatnya."

Kemudian penghuni langit keempat turun. Ada yang berbentuk seperti kobaran api yang menjilat-jilat, ada pula yang seperti salju. Dengan suara melengking mereka memekikkan tasbih dan tahlil.

Demikianlah , Penghuni dari setiap langit turun satu demi satu. Semua malaikat tersebut bergerak maju sambil cahayanya menyambar semua mata yang ada. Mereka datang membawa tombak yang sangat panjang dan lebar. Tombak-tombak itu bagaikan api yang bersinar terang benderang melebihi sinar matahari.

Nabi Musa AS menangis dan meratap..

"Yaa Rabbi, ingatlah aku, jangan Engkau lupakan diriku. Aku adalah hamba-Mu. Aku tidak mempunyai keyakinan bahwa aku akan selamat dari tempat ini. Jika aku keluar maka aku akan terbakar, jika aku masih disini aku akan mati."

Ketua para malaikat itu pun berkata: "Nyaris dirimu dipenuhi ketakutan dan nyaris hatimu terlepas wahai Musa. Tempat yang engkau gunakan untuk duduk adalah tempat yang akan engkau pergunakan untuk melihat Rabb."

Kemudian turunlah malaikat Jibril, Mikail dan Israfil, beserta seluruh malaikat penghuni langit ketujuh, termasuk pemikul Al-Arsy dan Al-Khursy.

Mereka secara bersama-sama menghadap kepada Nabi Musa AS sambil berkata: "Wahai orang yang terus menerus salah. Apa yang menyebabkanmu naik ke atas bukit ini. Mengapa engkau memberanikan diri meminta Rabbmu untuk dapat melihat-Nya?"

Nabi Musa AS gemetar hingga kedua lututnya seakan-akan luruh dari persendian.

Ketika Allah SWT melihat itu, maka ditampakkanlah tiang-tiang penyangga Al-Arsy, lalu Nabi Musa AS bersandar pada salah satu tiang tersebut hingga hatinya tenang.

Malaikat Israfil berkata: "Hai Musa, demi Allah, kami ini sekalipun pemimpin para malaikat, sejak kami diciptakan kami tidak berani mengangkat pandangan mata kami ke arah Al-Arsy. Karena kami sangat khawatir dan sangat takut kepada Rabb. Mengapa engkau berani melakukan ini wahai hamba yang lemah?"

Setelah hatinya tenang, Nabi Musa AS menjawab: "Wahai Israfil, aku hanya ingin mngetahui akan Keagungan Wajah Rabb ku yang selama ini aku belum pernah melihatnya."

Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada langit: "AKU (Allah) akan menampakkan Diri, bertajali pada gunung itu Maka begetarlah seluruh langit dan bumi, gunung, matahari, bulan, mega, surga , neraka, para malaikat dan samudera. Semua bersungkur sujud, sementara Nabi Musa AS masih memandang ke arah gunung itu."

Tatkala Rabbnya menampakkan diri diatas gunung, maka hancur luluhlah gunung itu dan nabi Musa AS pun jatuh pingsan.

Nabi Musa AS seakan-akan mati karena pancaran Cahaya Allah SWT yang Mulia dan ia terjatuh dari batu dan batu itu sendiri terjungkal terbalik menjadi semacam kubah yang menaungi nabi Musa as agar tidak terbakar Cahaya.

Kemudian Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk membalikkan batu itu dari tubuh nya. Wajah nabi Musa AS memancarkan cahaya kemuliaan, rambutnya memutih karena cahaya.

Maka setelah Musa tersadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau , aku sungguh bertaubat kepada-MU dan aku adalah orang yang pertama kali beriman (QS. Al-A-raf).

Nabi Musa pun berkata,
"Saya beriman, bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mampu melihat-Mu ya Allah dengan mata lahir, kecuali ia akan mati."

Sumber: Dari Surat Al-A'raf 

Sabda Rasulullah SAW;
"Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan memperoleh pahala walaupun sudah tiada."
(HR. Bukhori dan Muslim)

Wallahu'alam bisshowab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar