Jumat, 19 Juli 2013

DOSA BERBICARA KASAR


Kadangkala kita tidak menyadari sama sekali. Pada saat kita ngobrol dengan teman dan mulai membicarakan orang lain. Hidup kita seringkali berkisar seputar 'Luar Rumah' dan 'Tetangga', mengarang cerita bohong, berkata kasar, dll. Namun coba perhatikan apa yang pernah dikatakan Nabi Muhammad SAW tentang hal ini:
Pada saat itu Rasul sedang duduk-duduk bersama para sahabat. Salah satu dari sahabat berbicara jelek tentang seseorang yang sedang tidak berada di tempat itu. Pada saat sahabat itu hendak pergi, Nabi berkata padanya: "Bersihkan Mulutmu!". "Tapi tadi aku tidak makan apa-apa," jawab sahabat itu. "Tidak," jawab Rasul. Kemudian beliau berkata "ENGKAU TELAH MEMAKAN DAGING SAUDARAMU YANG TELAH MATI".

Seperti yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Qur'an: "Apakah ada di antara mu yang ingin memakan daging saudaramu yang telah mati? Pasti tidak. Pasti engkau akan membencinya." (Al-Qur'an 49:12).

Namun Bagaimana Jika Memang Hal Itu Benar?!

Rasul pernah berkata: "Berkata kasar adalah membicarakan sesuatu tentang seseorang yang orang tersebut pasti tidak akan suka jika mendengarnya..... Jika hal jelek yang engkau katakan tentang orang itu adalah benar, maka sesungguhnya engkau telah berkata kasar. Jika ternyata salah, maka engkau sesungguhnya telah memfitnahnya." (MUSLIM).

Jika anda masih belum yakin seberapa besar dosanya berkata kasar, maka cobalah perhatikan hukuman apa yang akan diberikan oleh Allah.

Muhammad SAW menjelaskan:

"Pada malam isra mi'raj, aku melewati sekumpulan orang yang di tangan, wajah serta leher mereka ditusukkan besi. Aku bertanya pada Malaikat Jibril 'Siapakah orang-orang ini?' Dan Jibril berkata 'Mereka adalah orang-orang yang memakan daging saudara mereka sendiri dan mempermalukan saudaranya' (Abu Daud).
Begitulah besarnya dosa berbicara kasar. Namun kenyataannya kita tetap berbicara kasar tanpa berpikir panjang. Lain kali ingin berbohong dan membicarakan orang lain, ingatlah pada Allah SWT dan Muhammad SAW.

Hanya Bercanda!

Mungkin menurut kita tidak apa-apa mengolok-olok seseorang selama kita tidak melakukannya di belakang orang tersebut. Seringkali kita mengolok-olok cara berjalan ataupun penampilan seseorang. Sekali lagi Allah memperingatkan kita akan kelakuan semacam itu:

"Wahai umatku. Janganlah engkau mengolok-olok satu sama lain. Mungkin saja orang yang kau olok itu lebih baik darimu. Dan jangan pula engkaua biarkan para wanita mentertawai orang lain. Bisa saja orang itu lebih baik darimu. Dan jangan pula menyakiti sesamamu dan menyindir orang lain dengan memanggil nama-nama ejekan mereka...." (Al-Qur'an 49:11).
Jangan lupa, Allah telah menciptakan kita dalam keadaan seperti apa kita adanya. Jadi bagaimana mungkin kita mengolok-olok ciptaan Allah?

Tidak apa-apa Mengumpat?

Coba perhatikan dirimu ataupun teman-temanmu sewaktu berbicara. Hampir setiap kalimat ada umpatan. Apakah kita pikir mengumpat seperti itu bisa dianggap hebat atau jantan?

Sesungguhnya api neraka itu sangat jauh dari rasa dingin. Orang-orang akan berharap api nereka itu tidak panas dan sedingin apa yang mereka rasakan di atas dunia. Ingatlah! Setiap kali kita berbicara, ada malaikat yang mencatatnya. Dan akan datang harinya dimana kita harus bisa mempertanggungjawabkan apa yang pernah keluar dari mulut kita. Maka, jika kita mengumpat pada seseorang, maka itu akan dicatat sebagai dosa yang memberatkan kita. Pada akhirnya kita hanya akan merugikan diri sendiri.
Nabi Muhammad SAW pernah berkata: "Adalah dosa menyakiti sesama Muslim dan hanya orang-orang yang ingkar lah yang mau berkelahi dengan sesama Muslim." (MUSLIM).'Namun Kadangkala Kita Tetap Mengumpat!'
Kita semua pasti pernah mengalaminya. Kita sangat marah pada seseorang dan seringkali satu-satunya cara menunjukkannya adalah dengan mengumpat. Lantas apa solusinya???
Kalau bisa, tahanlah amarah.
Ada seorang laki-laki mendatangi Rasul di suatu hari dan berkata:
"Berikanlah aku nasihatmu". Dan Rasul pun menjawab "Tahan amarahmu. Tahan amarahmu. Tahan amarahmu...."
"Jika salah satu darimu menjadi marah pada saat ia sedang berdiri, maka duduklah. Maka rasa amarah itu akan pergi. Dan jika masih belum pergi juga, maka berbaringlah" (Ahmad).

Marilah kita ikuti nasihat dari Rasul ini. Dan ingatlah selalu, kemarahan itu datangnya dari setan. Jika ada orang yang marah dan memaki-makimu, maka janganlah engkau berlaku sama dan menanggapinya. Seperti apa yang telah disebutkan oleh Allah di dalam Qur'an:
"Usirlah setan dengan melakukan hal yang lebih baik. Maka musuh terjahatmu sekalipun akan menjadi teman baik mu." (Al-Qur'an 41:33).

"Sungguh. Bukan aku!"

Seberapa sering kita berkata "Aku cuma bercanda kok". Seringkali kita menganggap kebohongan sebagai hal yang sepele.

Namun kita telah diingatkan: "Yang paling dibenci Rasul adalah kebohongan" (Ahmed).
Suatu hari, Rasul pernah berkata "Bisakah seorang Muslim dianggap sebagai pengecut?". Dan beliau menjawabnya sendiri "Ya". "Dapatkah seorang muslim jadi seorang yang gagal?". Dan jawabannya adalah "Ya". Beliaupun kemudian bertanya "Bisakah seorang Muslim menjadi seorang pembohong?". Rasulpun menjawab "TIDAK! Seorang muslim tidak bisa menjadi seorang pembohong". Lebih jauh lagi beliau berkata "Kebenaran mengarah ke kebaikan dan kebaikan mengarah ke surga...... Berbohong mengarah ke kejahatan dan kejahatan mengarah ke api neraka." (Bukhari).
Seperti yang kita tahu, satu kebohongan dapat mengarah kepada sepuluh kebohongan yang pada akhirnya akan menyebabkan tindakan yang jahat.
Ingatlah, anda bisa saja berbohong dan berpikir tidak ada orang yang tahu. Namun pada hari akhir nanti, tangan, lidah dan kaki akan berkata atas apa yang telah dikerjakannya.

Tapi kan itu cuma omongan!
Suatu hari salah seorang sahabat bertanya kepada Rasul. "Wahai Rasul, apakah kita akan bertanggung jawab atas apa yang kita katakan?". Dan Rasulpun menjawab "Demi ibu yang telah mengandungmu-sesungguhnya mereka akan dicampakkan ke dalam api neraka dengan muka ke arah bawah hanya karena apa yang telah diucapkan oleh lidah mereka." (Tarmizi).

Sesungguhnya, lidah lah yang mengontrol anggota tubuh lainnya. Lidah yang dapat dikontrol dengan baik akan dapat membuat kita teguh di dalam Islam. Namun lidah yang tidak terpelihara, akan menghancurkan kita. Rasul pernah bersabda "Jika seseorang bangun di pagi hari, seluruh bagian tubuhnya berjanji kepada lidahnya dengan berkata; 'Takutlah kepada Allah karena kami semua, karena sesungguhnya kami hanya mengikuti apa yang engkau lakukan. Jika engkau bertindak benar, maka kamipun akan ikut benar. Dan jika engkau bertindak salah, maka kamipun akan ikut salah." (Tarmizi).

Daripada mengumpat, berbohong dan berbicara yang tidak ada baiknya, kita bisa menggunakan lidah kita untuk tujuan-tujuan lain yang lebih baik dan menyampaikan Islam kepada orang lain.
Allah berkata:
"Siapakah yang lebih baik perkataannya selain mereka yang mengajak orang ke jalan Allah dan mengerjakan kebaikan dan berkata bahwa ia menyerahkan dirinya ke dalam Islam" (41:33).

Lidahmu juga dapat menyelamatkanmu! Sesungguhnya, jika engkau dapat menjaga lidahmu dan berbicara hal-hal yang baik, maka surgalah tempatmu. Nabi Muhammad SAW pernah berkata: "Siapapun yang bisa menjanjikan dua hal kepadaku, maka aku bisa menjanjikan surga untuk mereka." Pengikut Rasulpun bertanya "Apakah itu wahai Rasul?". Beliau menjawab "Apa-apa yang ada di antara gerahamnya (lidahnya) dan kakinya (aurat)." (Bukhari).

Aku telah berkata kasar, mengumpat dan mengolok-olok orang lain. Celakalah aku karena pasti aku masuk neraka!"
TIDAK! Allah SWT bersabda di dalam Qur'an"
"Wahai umatku, jika engkau telah melakukan kesalahan, maka janganlah engkau berputus asa dari ampunan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Pengampun." (39:53).

Karenanya, jika anda betul-betul bertobat dan kembali ke jalan Allah dan berjanji untuk tidak melakukan dosa yang sama lagi, maka sesungguhnya janji Allah adalah benar dan Ia akan mengampunimu.

Jika engkau telah berkata kasar pada seseorang -- pergi dan temuilah orang itu. Minta maaflah padanya dan mintalah mereka memaafkanmu. Namun jika kira-kira hal itu akan lebih memperburuk suasana, maka kembalilah dengan sepenuh hati kepada Allah dan memohon ampunanNya. Kemudian berbaiklah kepada orang tersebut dengan berbicara baik tentang dirinya.

Contoh Terbaik
Seperti kita ketahui, manusia terbaik yang pernah hidup di muka bumi ini adalah Muhammad SAW. Beliau adalah contoh terbaik bagi umat manusia. Jika kita mencontoh beliau, maka kita tidak akan pernah salah jalan. Aisha RadiAllahu Ta'ala Anha, istri Rasul, menggambarkan tingkah laku Rasul sebagai berikut: "Beliau tidak pernah bicara tak senonoh dan menggunakan kata-kata yang kotor. Beliau tidak pernah berteriak dan membalas kejahatan dengan kejahatan pula. Beliau seringkali memaafkan orang dan melupakan dosa-dosa orang tersebut." (Tarmizi).

Nasihat terakhir adalah: Ada sebuah kalimat yang indah yang pernah diucapkan Rasul, yang dapat menjamin keselamatan lidah kita: Beliau pernah berkata: "Siapapun yang percaya kepada Allah dan hari akhir, BERBICARALAH DENGAN BAIK ATAU DIAM TAK BERSUARA" 

-BERITA&ISLAM- 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar