Saya itu kadang tergoda menulis definisi. Padahal itu tidak baik. Selalu lebih baik menyampaikan sesuatu lewat cerita, simbol, kiasan, lantas membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri definisinya.
Apa itu sabar? Sabar adalah.... Nah, kan, saya lagi2 tergoda untuk menulis definisi.
Baiklah, akan saya jelaskan saja dengan cerita.
Seorang remaja disuruh Ibunya menunggu di pintu pasar, sementara Ibunya akan berbelanja di dalam selama empat jam. Maka apa itu sabar?
1. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Satu dua dia mengeluh, aduh, alangkah lamanya Ibu. Bertahan lagi. Tergoda hendak duluan pulang. Bertahan lagi. Mengeluh lagi, aduh, apa sih yang Ibu beli. Tapi syukurlah meski berkali2 tergoda, mengeluh, dia tetap di pintu gerbang itu selama empat jam.
2. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Tidak sekalipun dia tergoda, tidak sekalipun dia mengeluh. Dia sungguh yakin, Ibunya akan muncul setelah empat jam berlalu, dan mereka bisa pulang bersama. Selesai. Keren sekali, empat jam yang hebat. Si remaja berdiri gagah di pintu gerbang, tersenyum yakin.
3. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Aduhai, dia tidak sekali tergoda, tidak sekalipun mengeluh, yakin Ibunya akan muncul, dan tidak hanya itu. Dia memutuskan diri untuk menyibukkan diri di pintu pasar itu. Ada nenek2 repot membawa belanjaan ke atas becak di pintu gerbang, dia bantu dengan sukarela. Ada anak-anak yang tersesat, ditinggal orang tuanya, dia bantu lapor ke petugas keamanan di pintu gerbang. Bahkan dia sempat belajar memperhatikan bagaimana pedagang dawet yang mangkal di sebelahnya. Jadi tahu bagaimana tips membuat dawet yang enak. Juga bercakap-cakap dengan pedagang lain. Mencatat banyak hal dalam pikiran. Empat jam berlalu tidak terasa, banyak sekali kebajikan dan ilmu bermanfaat yang diperolehnya, hingga Ibunya keluar dari pasar.
Nah, apa itu sabar? Sabar adalah.... Tidak. Tidak my dear anggota page; kalianlah yg seharusnya menemukan definisi2 itu. Dengan memperhatikan, dengan mengamati, dengan mendengarkan nasehat2 yang baik. Dipikirkan, direnungkan. Maka, mau seperti apa orang lain mendefinisikan sesuatu--dalam hal ini definisi sabar, kalian memiliki versi sendiri yang kalian yakini, lantas gunakan dalam hidup keseharian. Itulah sebenar2nya definisi.
Dan itulah juga yang selalu disebut: pemahaman yang baik.
*tere lije, repos
Saya itu kadang tergoda menulis definisi. Padahal itu tidak baik. Selalu lebih baik menyampaikan sesuatu lewat cerita, simbol, kiasan, lantas membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri definisinya.
Apa itu sabar? Sabar adalah.... Nah, kan, saya lagi2 tergoda untuk menulis definisi.
Baiklah, akan saya jelaskan saja dengan cerita.
Seorang remaja disuruh Ibunya menunggu di pintu pasar, sementara Ibunya akan berbelanja di dalam selama empat jam. Maka apa itu sabar?
1. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Satu dua dia mengeluh, aduh, alangkah lamanya Ibu. Bertahan lagi. Tergoda hendak duluan pulang. Bertahan lagi. Mengeluh lagi, aduh, apa sih yang Ibu beli. Tapi syukurlah meski berkali2 tergoda, mengeluh, dia tetap di pintu gerbang itu selama empat jam.
2. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Tidak sekalipun dia tergoda, tidak sekalipun dia mengeluh. Dia sungguh yakin, Ibunya akan muncul setelah empat jam berlalu, dan mereka bisa pulang bersama. Selesai. Keren sekali, empat jam yang hebat. Si remaja berdiri gagah di pintu gerbang, tersenyum yakin.
3. Si remaja menunggu empat jam, tidak beranjak dari pintu pasar, hingga Ibunya datang. Aduhai, dia tidak sekali tergoda, tidak sekalipun mengeluh, yakin Ibunya akan muncul, dan tidak hanya itu. Dia memutuskan diri untuk menyibukkan diri di pintu pasar itu. Ada nenek2 repot membawa belanjaan ke atas becak di pintu gerbang, dia bantu dengan sukarela. Ada anak-anak yang tersesat, ditinggal orang tuanya, dia bantu lapor ke petugas keamanan di pintu gerbang. Bahkan dia sempat belajar memperhatikan bagaimana pedagang dawet yang mangkal di sebelahnya. Jadi tahu bagaimana tips membuat dawet yang enak. Juga bercakap-cakap dengan pedagang lain. Mencatat banyak hal dalam pikiran. Empat jam berlalu tidak terasa, banyak sekali kebajikan dan ilmu bermanfaat yang diperolehnya, hingga Ibunya keluar dari pasar.
Nah, apa itu sabar? Sabar adalah.... Tidak. Tidak my dear anggota page; kalianlah yg seharusnya menemukan definisi2 itu. Dengan memperhatikan, dengan mengamati, dengan mendengarkan nasehat2 yang baik. Dipikirkan, direnungkan. Maka, mau seperti apa orang lain mendefinisikan sesuatu--dalam hal ini definisi sabar, kalian memiliki versi sendiri yang kalian yakini, lantas gunakan dalam hidup keseharian. Itulah sebenar2nya definisi.
Dan itulah juga yang selalu disebut: pemahaman yang baik.
*tere lije, repos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar