Kamis, 16 Mei 2013

Hikmah : Alasan Rasulullah Tidur di Depan Pintu


Siti Aisyah RA mengerti betul kepribadian suaminya, Rasulullah SAW. Hidup dalam suasana keluarga memberinya kenangan indah yang kaya dari sikap keseharian utusan Allah itu.

Nabi diketahui tak pernah mengeluh meski keadaan kurang mendukung. Hatinya sangat lapang. Pernah Nabi tak medapati makanan apapun untuk sarapan di meja dapurnya. Seketika Nabi berniat puasa untuk hari itu.

Begitulah. Rasulullah tak ingin menjadi beban orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Nabi bahkan selalu memanggil Aisyah dengan sapaan mesra ”ya humaira” (wahai pemilik pipi kemerah-merahan).

Pengalaman lain yang tetap membekas di hati Aisyah adalah ”peristiwa di pagi buta”.

Suatu hari Aisyah dicengkram rasa khawatir. Hingga menjelang shubuh ia tidak menjumpai suaminya tersebut tidur di sebelahnya.

Dengan gelisah Aisyah pun mencoba berjalan keluar. Ketika pintu dibuka, Aisyah terbelalak kaget. Rasulullah sedang tidur di depan pintu.

"Mengapa Nabi tidur di sini?"

"Aku pulang larut malam. Karena khawatir mengganggu tidurmu, aku tak tega mengetuk pintu. Itulah sebabnya aku tidur di depan pintu," jawab Nabi.

Dengan demikian, tidak aneh, setiap Aisyah ditanya soal kepribadian Nabi, ia selalu menjawab tegas, kana khuluquhu al-qur'an. Akhlaknya tak ubahnya al-Qur'an!

(¯`*•.¸ HIDUP SEPERTI SEBUAH~BUKU ¸.•*´¯)



Hidup manusia seperti sebuah buku..

cover depan adalah tanggal~lahir,,
cover belakang adalah tanggal kematian,,
tiap lembarnya,,
adalah tiap² hari dalam hidup dan apa yang telah lakukan..

ada buku yang tebal,,
ada buku yang tipis,,
ada buku yang menarik dibaca,,
ada buku yang biasa saja,,
bahkan ada pula buku yang tidak menarik sama sekali..

sekali menulis,,
tidak akan pernah berhenti sampai selesai..

yang hebatnya,,
seburuk apapun tulisan dan halaman sebelumnya,,
akan selalu tersedia halaman selanjutnya,,
yang putih~bersih,,baru,,tak~bernoda,,dan tanpa~cacat..

begitulah hidup,,
seburuk apapun hari kemarin,,
Rabb selalu Menyediakan~hari yang baru untuk hambaNya..

selalu diberi kesempatan yang baru,,
untuk melakukan sesuatu yang benar,,
dalam hidup dan kehidupan sehari~hari,,
memperbaiki~kesalahan,,meminta~maaf,,manata~hati&diri,,
serta melanjutkan alur cerita yang sudah ditetapkan olehNya..

bersyukur untuk tersedianya hari yang baru,,
karenanya,,
nikmatilah dan isilah halaman *buku~kehidupanmu*,,
dengan hal² yang benar..

jangan lupa untuk meminta&bertanya kepada Rabb,,
tentang apa yang harus ditulis~dipilih&diusahakan,,
agar pada saat halaman terakhir buku~kehidupan selesai,,
akan didapati diri sebagai pribadi&hamba yang ridho' pada ketentuanNya..

hingga akhirnya buku kehidupan inipun,,
layak untuk dijadikan referensi&teladan bagi generasi setelahnya,,
aamiin yaa Robbal'aalamiin..

*^_^*

*selamat~menulis di buku~kehidupanmu,,dengan tinta~cinta dan pena~kebijakan,,tentunya..
(:

≧◔◡◔≦ MENGATASI~MARAH ≧◔◡◔≦


*pertama*
berlindung kepada Allaah dari godaan syaithon..
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
**aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan,,niscaya akan hilanglah gejolak yang ada pada diri;
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“aku berlindung kepada Allaah dari godaan syaithon yang terkutuk”**
[H.R. Bukhari-Muslim]

*kedua*
diam,,tidak berbicara..
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
**apabila salah seorang diantara kalian marah,,hendaklah diam**
[H.R. Imam Ahmad]

*ketiga*
tinggalkan tempat,,berdirilah,,lalu pergi..

*keempat*
bersikap tenang,,duduk apabila sedang berdiri,,atau tidur/berbaring bilamana sedang duduk..
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
**apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan dia berdiri,,hendaklah dia duduk agar kemarahannya hilang,,apabila masih belum mereda,,hendaklah berbaring**
[H.R. Abu Daud]]

*kelima*
berwudlu'..
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
**marah itu adalah bara~api,,maka padamkanlah dia dengan berwudlu'**
[H.R. al-Baihaqi]

*keenam*
shalat..
Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
**penghapus setiap perselisihan adalah dua rakaat (shalat sunnah)**
[Kumpulan Riwayat Silsilah Hadits Shahihah]

*^_^*

marah~yang~terpuji

*pada umumnya marah memang tercela,,tapi ada pula yang terpuji..misalnya,,marah karena ajaran~ajaran islam dihinakan,,serta Allaah dan RasulNya dipermainkan..
(:

*【ツ】 ***RANI YOLANDA Qurrata A'yun*** 【ツ】*

✽Meninggal Pada Hari Jumat ✽


Siksa dan nikmat kubur adalah hal-hal sam`iyyat yang hanya diketahui dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda sebagaiman diriwayatkan oleh Muslim dengan sanad dari Anas bin Malik, beliau bersabdah,

“sesungguhnya ketika seorang hamba dimasukkan ke kuburnya dan teman-temannya meninggalkannya, dia mendengar bunyi sandal mereka. Maka akan datang kepadanya dua orang malaikat yang duduk dan berkata kepadanya, ‘bagaimana pendapatmu dengan orang ini’ Rasulullah melanjutkan sabdanya,

“Jika dia seorang mu`min maka dia akan berkata, ‘Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah’, maka padanya akan dikatakan, ‘Lihatlah tempatmu di api neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga’ dan orang mati yang mu`min tersebut akan dapat melihat kedua tempat (yaitu surga dan neraka) tersebut.” (HR. Muslim)

Kita harus membedakan antara pertanyaan di dalam kubur, siksa kubur dengan nikmat kubur. Pertanyaan di dalam kubur bersifat umum bagi semua orang yang mukallaf untuk kemudian dia disiksa atau diberi nikmat dengan meletakkan yang bersangkutan di taman surga (raudah al-Jannah) atau di lubang neraka (hufrah an-nar)

Ada beberapa hal yang dapat meringankan siksa kubur, semisal menghafal surat al-Mulk dan membiasakan diri untuk membacanya, sebagaimana yang dinyatakan di dalam atsar tentang orang yang meninggal pada hari Jumat. Seperti hadis dari Rabi`ah bin Saif dari Abdulah bin `Amr, dia berkata bahwa Rasulullah pernah bersabda,

“Tidak ada seorang muslim pun yang meninggal pada hari jumat atau pada malam jumat, kecuali Allah akan melindunginya dari fitnah kubur. ” (HR.Tirmidzi)

Bagaimanapun, hari jumat, bulan-bulan haram, dan bulan ramadhan, semuanya tetap memiliki keutamaan, sebagaimana yang dinyatakan dalam al-quran dan hadis.

Bisa jadi, seseorang yang meninggal akan merasakan keutamaan tersebut, meskipun inti apa yang akan dialaminya tetaplah sesuai dengan amal saleh yang diperbuat olehnya, karena manusia berada di bawah naungan amalannya setelah dia mati. Allah swt berfirman,

“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberikan pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)” (QS Al-An`am:160)

Semoga Almarhum ustad UJE salah satu hamba yang di beri tempat yang layak di sisinya aamiin.

Bahagia itu Memberi


Seorang direktur sebuah perbankan, kaya raya punya segala-galanya, tapi merasa hidupnya tdk bahagia. Seorang ustad lalu mngajak sang direktur ikut ke sebuah panti asuhan di Jkrta agar hatinya bahagia dan tenteram.

Sang direktur menurut, namun stlh selesai acara, hati sang direktur msh blm bahagia. Ia bergumam, "ustad bohong, katanya klo ke panti asuhan hati bs bahagia."

Ia pun pulang, melangkah ke arah mobilnya dgn lesu. Tapi baru saja kakinya melangkah ke dekat pintu panti asuhan, tiba2 seorang anak perempuan kecil menarik tangannya.

"Om mau pulang ya?", "Iya" jawab sang direktur smbl trsenyum.
"Om..blh gak Nanda minta sesuatu ke Om?" Tanya anak kecil yg bernama Nanda itu. "Boleh, apa?"
"Tapi.. Nanda takut gak boleh sama Om."

Sang direktur tersenyum. Ia orang kaya, apa yg tdk bisa dibelinya? Apalagi utk anak yatim piatu yg manis ini, pastilah permintaannya akan dipenuhi.
"Memangnya Nanda mau minta apa?" Tanya sang direktur sambil berjongkok dan memegang bahu Nanda. "Om.. Nanda minta.. Nanda pengen manggil Ayah ke Om, boleh?"

Sang direktur tercengang. Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yg tdk pernah diduganya. Trnyata bukan boneka yg diminta Nanda, bukan jg uang, hanya sebuah sebutan 'Ayah'. Tanpa terasa hatinya bergetar.

"Boleh.. Nanda boleh panggil Ayah ke Om." "Trmksh..Ayaah. Kapan Ayah datang lg? Nanda boleh minta lagi ke Ayah?"
"Boleh sayang, Nanda mau minta apa?"
"Nanda minta, klo Ayah datang lg kesini, bawa fotonya Ayah ya.. Nanda mau simpan di kamar Nanda. Klo Nanda kangen sama Ayah, Nanda bs liat foto Ayah."

Sang direktur pun mengangguk.
Dgn berlinang air mata sang direktur memeluk Nanda dan berkata, "besok Ayah datang lg kesini. Ayah akan bawa foto Ayah, dan Ayah akan sering kesini ketemu sama Nanda."

Hati sang direktur sangat bahagia. Ya, ia bahagia skrg. Trnyata bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yg kita miliki utk org lain, meski hanya sebuah ungkapan KATA ..

1. Al-Qari'ah (the striking Hour
i.e. the Day of Resurrection),

2. What is the striking (Hour)?

3. And what will make you know
what the striking (Hour) is?

4. It is a Day whereon mankind
will be like moths scattered
about,

5. And the mountains will be like
carded wool,

6. Then as for him whose
balance (of good deeds) will be
heavy,

7. He will live a pleasant life (in
Paradise).

8. But as for him whose balance
(of good deeds) will be light,

9. He will have his home in
Hawiyah (pit, i.e. Hell).

10. And what will make you
know what it is?

11. (It is) a hot blazing Fire!

[ Quran 101 ( Surah Al-Qari'ah )
(The Striking Hour) ]
~@

Asal Mula timbulnya Do'a ][


Bismillahirrohmannirrohim
.Menurut catatan sejarah,bahwa timbulnya do'a itu bermula dari nabi Adam. Mengenai hal ini ,telah disebutkan dalam kitab ''KHOZINATUL ASRAR'' bahwa setelah Nabi Adam diciptakan dan ditiup roh,kepadanya diajarkan cara berdo'a sebagaimana yang tersebut dalam surat Al-Fatihah yang artinya : ''Ya Tuhanku,tunjukilah aku jalan yang lurus,yaitu jalan mereka yang pernah beroleh ni'mat dariMu,bukan jalan mereka yang Enkau murkai,dan bukan jalan mereka yang sesat''.

Kemudian dilanjutkan pula oleh Adam dan istrinya ketika mereka terkena bujuk rayu iblis melanggar larangan ALLAH hingga mereka ber'doa : ''Wahai Tuhan kami,kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Enkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami tergolong orang-orang yang merugi''.(LIHAT AL-QUR'AN SURAT AL-A'ROF AYAT : 22-23).

Semenjak itulah mulai dikenal do'a dan digunakan oleh anak cucu Adam hingga kepada kita sekarang ini.Dan dengan demikian,ibadat Do'a itu hampir digunakan oleh seluruh bangsa manusia,sekalipun manusia yang tidak bertuhan kepada ALLAH , mereka pun berdo'a kepada selaiNYA, Yakni kepada benda-benda yang mereka anggap bisa mendatangkan manfa'at baginya.

WALLOHUAK'LAM



Ternyata Doa sewaktu duduk diantara sujud wooow luar biasa.

Rabbighfirlii (Tuhanku, ampuni aku)…. diamlah sejenak, buka dada dan diri untuk menerima ampunan dari Allah seperti membuka diri ketika merasakan hembusan angin sepoi-sepoi atau menerima curahan air hujan ketika masih kecil ….. Kemudian sampaikanlah permintaan kedua …….

Warhamni (sayangi aku)…. diam dan tundukkanlah diri untuk menerima kasih-sayang Allah yang tak terhitung besarnya …. bukalah dada seluas-luasnya agar semakin banyak kasih-sayang Allah yang kita terima…. Ulanglah beberapa kali hingga kita merasa cukup, sampaikanlah permintaan2 berikut dengan cara sebagaimana tersebut di atas, satu-persatu……

Wajburnii (tutuplah aib-aibku)…..
Warfa’nii (angkatlah derajatku)……
Warzuqnii (berilah aku rezeki)……
Wahdinii (berilah aku petunjuk)……
Wa’Aafinii (sehatkan aku)…
Wa’fuannii (maafkan aku) …

Setelah selesai…. diamlah sejenak, lalu sampaikan rasa syukur…….
Betapa besarnya nilai sebuah do’a ini…

SEJENAK BERSAMA IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH


@ Ketika Adam mengharapkan keabadian surga dari sebuah pohon, Allah menghukumnya dengan mengeluarkannya dari surga tersebut. Ketika Yusuf mengharapkan bebas dari penjara dari sisi orang yang menceritakan mimpinya, maka dia berdiam lebih lama dalam penjara selama beberapa tahun.

@ Perbuatan dosa yang menjadikan seseorang merendahkan diri di hadapan Rabb-nya lebih disukai-Nya daripada ketaatan yang menjadikannya sombong.

@ Orang yang sedang mabuk cinta akan selalu menginginkan berduaan dengan yang dicintainya dan senantiasa mengingatnya; sebagaimana ikan berlarian ke air dan anak kecil berlarian ke ibunya.

@ Jangan meminta kepada selain tuanmu. Permintaan hamba kepada selain tuannya merupakan kehinaan baginya.

@ Dunia ini semu dan akhirat adalah tempat tinggal. Sesungguhnya ketenangan itu bisa dicari di tempat tinggal.

@ Barangsiapa mengagungkan hak Allah di hatinya hingga tidak melakukan maksiat kepada-Nya, niscaya Allah akan mengagungkannya di hati manusia hingga mereka tidak menghinakannya.

@ Kehancuran hati karena merasa aman dari dosa dan karena lalai, sementara kesuburan hati karena takut terhadap dosa dan karena zikir.

@ Hati yang bergantung pada nafsu akan tertutup dari Allah sebesar ketergantungannya terhadap nafsu tersebut.

(Al-Fawa'id, Ibnul Qayyim rahimahullahu)

Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.


“Apabila kamu teringatkan seseorang,

perbanyaklah olehmu ISTIGHFAR,

apabila kamu lupa tentang apa yg kamu pelajari,

perbanyaklah SHOLAWAT,

apabila kamu ingin wajah berseri & sejuk mata memandang,

perbanyaklah SOLAT DHUHA,

apabila kamu inginkan perlindungan & kekuatan hati,

perbanyaklah TAHAJUD

dan apabila kamu inginkan malaikat mendampingimu & mengelak dari pandangan nafsu syaitan,

hendaklah kamu sentiasa berada dalam keadaan berwudhu.”

“Jika wajah penat memikirkan dunia, maka berwudhulah..

Jika tangan ini letih menggapai cita-cita, maka berdoalah,

Jika bahu ini tidak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah,

ikhlaskan semuanya dan dekatilah ALLAH s.w.t,….

agar tunduk disaat yang lain angkuh,…..

agar teguh disaat yang lain runtuh,….

agar tegar disaat yang lain terlempar”

“Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat,juga kepada orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalananan.Itulah yang lebih baik bagi orang yang mencari keridhaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [Ar-Rum : 38]

Larangan Memukul Anak Kecil yang Sedang Menangis


Rasulullah SAW bersabda : Janganlah kamu memukul anak- anak kamu di sebabkan mereka menangis dalam masa setahun. Karena pada empat bulan pertama kelahirannya Ia bersyahadat LAA ILAAHA ILLALLAH. Pada empat bulan kedua pula ia berselawat ke atas Nabi SAW Dan pada empat bulan seterusnya pula ia mendoakan kedua ayah bunda nya.
( H.R. Abdullah Ibnu Umar r.a. )

Baginda Rasulullah SAW menjelaskan bahwa tangisan anak di waktu kecil pada bulan pertama adalah tanda ia bertauhid kepada Tuhan Nya dan empat bulan kedua pula ia membacakan selawat kepada Nabi nya dan empat bulan seterus nya ia memohon istighfar untuk kedua ayah bunda nya.

Rasulullah SAW Bersabda :

Anak-anak sebelum sampai ia baligh maka apa-apa yang di perbuat nya daripada kebaikan maka di tuliskan untuknya dan kedua ibu bapaknya.

Dan apa yang di perbuat nya daripada kejahatan maka tiadalah di tulis untuk nya dan tidak pula di tulis untuk kedua ibu bapaknya. Apabila ia telah baligh maka berlakulah yang di tulis itu atasnya ia itu segala amal baik atau buruknya.
( H.R. Imam Anas bin Malik r.a.)

Semoga Bermanfaat...


Sabda Rasulullah SAW ;
"Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada." (HR. Muslim)

Rabu, 15 Mei 2013

BERSYUKUR,KUNCI KEBERKAHAN HIDUP


Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri ...

Hidup akan lebih bahagia ..
kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki ..
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi ...

Bersyukurlah sahabat ..
Bersyukurlah bahwa kita belum siap
memiliki segala sesuatu yang kita inginkan ....
Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan ..?

Bersyukurlah sahabat ..
Bersyukurlah apabila kita tidak tahu sesuatu ..
Karena itu memberikan kita kesempatan untuk belajar ....

Bersyukurlah sahabat ..
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit ..
Karena Di masa itulah kita tumbuh …

Bersyukurlah duhai sahabat ..
Bersyukurlah untuk keterbatasan kita ..
Karena itu memberikan kita kesempatan untuk berkembang ...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru ..
Karena itu akan membangun kekuatan dan karakter kita masing-masing ....

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kita buat ..
Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga ...

Bersyukurlah bila kita lelah dan letih ..
Karena itu kita telah membuat kita merasakan nikmatnya beristirahat ...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal baik …

Hidup dan berkah yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut …

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif

Via Allah Tujuanku

Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.

SEMOGA ALLAH MERAHMATI ORANG YANG MENUNJUKKAN KEJELEKANKU KEPADAKU


Kemarin ketika saya berjumpa dengan Syeikh Abdurrazzaq Al Abbad di Kota Surabaya, beliau bercerita:

Ada seorang lelaki yang datang kepadanya dan menceritakan, bahwa ada orang lain yang menjelek-jelekkan beliau.

Subhanallah, saya kira beliau akan membela diri atau paling kurang diam termenung atau mungkin membalas.

Beliau menjawab: Dengarlah, orang yang menjelek-jelekkan saya itu sejatinya belum kenal saya. Andai dia benar-benar kenal saya, niscaya kejelekan yang ia sebutkan lebih banyak dari yang dia sebutkan sekarang ini. Alhamdulillah, kejelekan saya yang Allah tutupi darinya masih terlalu banyak.

Demikianlah orang yang tahu dirinya sendiri, sehingga senantiasa bersemangat menerima nasehat, instropeksi diri dan terus memohon ampunan kepada Allah atas segala kekurangan dirinya.

رحم الله امرء أهدى إلي عيوبي

'Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan kejelekanku kepadaku'.

*by Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri -hafidzahullah-

Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.

●perkataan Ulama syafi'iyah tenatang wajibnya mengikuti salaf, dan tidak boleh menyelisihinya●


■ Para ulama ahlussunnah wal jamaah,
apapun madzhab fiqih yang mereka
tempuh dalam jenjang berusaha
mempelajari dan memahami ahkam
syariat, tetap mengikuti madzhab salaf.
Begitu juga dengan para ulama madzhab
syafiiyah yang memang berada di atas
manhaj ahlussunnah wal jamaah. Beda
dengan orang-orang yang mengaku
bermadzhab syafii, tetapi mereka
beragama dengan berlandaskan ilmu
kalam mantiq dan pemahaman tasawwuf
sufi. Banyak ucapan para ulama syafiiyah
yang mengajak untuk mengikuti madzhab
salaf dan mewajibkannya. Demikian ini
akan kami bawakan perkataan-perkataan
para ulama syafiiyah tentang wajibnya
mengikuti madzhab salaf (salafiy).
Perkataan para ulama syafiiyah
Al-Imam Abu Ismail Utsman Ash-Shobuni
Asy-Syafii rahimahullah (- 449 H) berkata
dalam awal risalahnya:
ﺳﺄﻟﻨﻲ ﺇﺧﻮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺃﻥ ﺃﺟﻤﻊ ﻟﻬﻢ ﻓﺼﻮﻻ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ
ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺍﻟﺘﻲ ﺍﺳﺘﻤﺴﻚ ﺑﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻣﻀﻮﺍ ﻣﻦ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺪﻳﻦ
ﻭﻋﻠﻤﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻭﺍﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﻴﻦ، ﻭﻫﺪﻭﺍ ﻭﺩﻋﻮﺍ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﺇﻟﻴﻬﺎ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺣﻴﻦ، ﻭﻧﻬﻮﺍ ﻋﻤﺎ ﻳﻀﺎﺩﻫﺎ ﻭﻳﻨﺎﻓﻴﻬﺎ ﺟﻤﻠﺔ
ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺍﻟﻤﺼﺪﻗﻴﻦ ﺍﻟﻤﺘﻘﻴﻦ، ﻭﻭﺍﻟﻮﺍ ﻓﻲ ﺍﺗﺒﺎﻋﻬﺎ ﻭﻋﺎﺩﻭﺍ
ﻓﻴﻬﺎ، ﻭﺑﺪﻋﻮﺍ ﻭﻛﻔﺮﻭﺍ ﻣﻦ ﺍﻋﺘﻘﺪ ﻏﻴﺮﻫﺎ، ﻭﺃﺣﺮﺯﻭﺍ ﻷﻧﻔﺴﻬﻢ
ﻭﻟﻤﻦ ﺩﻋﻮﻫﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺑﺮﻛﺘﻬﺎ ﻭﺧﻴﺮﻫﺎ، ﻭﺃﻓﻀﻮﺍ ﺇﻟﻰ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﻮﻩ
ﻣﻦ ﺛﻮﺍﺏ ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﻫﻢ ﻟﻬﺎ، ﻭﺍﺳﺘﻤﺴﺎﻛﻬﻢ ﺑﻬﺎ، ﻭﺇﺭﺷﺎﺩ ﺍﻟﻌﺒﺎﺩ
ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﻭﺣﻤﻠﻬﻢ ﺇﻳﺎﻫﻢ ﻋﻠﻴﻬﺎ ،
“Aku diminta oleh saudara-saudaraku
seagama untuk mengumpulkan bagi
mereka fasal-fasal tentang ushuluddin
(keyakinan, aqidah, i’tiqod) yang dipegang
teguh oleh para imam agama dan ulama
kaum muslimin serta para salaf yang
shalih, dan mereka memberi petunjuk dan
mengajak orang-orang kepadanya dalam
semua kesempatan, dan melarang dari
yang berlawanan dan bertentangan
dengannya, sekumpulan kaum mukminin
yang membenarkan dan bertaqwa. Mereka
loyal dalam mengikutinya dan memusuhi
(orang yang menyelisihinya) dalam
masalah itu. Mereka membid’ahkan dan
mengkufurkan orang yang meyakini
selainnya. Mereka memelihara berkah dan
kebaikannya bagi diri mereka sendiri dan
orang-orang yang mereka ajak kepada
ushuluddin ini. Mereka telah mencapai
pahala keyakinan mereka, sikap mereka
berpegang teguh dengannya, memeri
petunjuk manusia kepadanya dan
kesabaran mereka terhadap balasan
manusia di atas aqidah itu.”
Kesimpulan:
a.) Para salaf shalih dan para ulama
kaum muslimin dulu mengajak manusia
kepada aqidah salaf dalam setiap waktu
dan melarang dari yang menyelisihinya.
b.) Mereka –para ulama dan salaf shalih-
loyal kepada orang yang mengikuti aqidah
salaf dan memusuhi orang yang
sebaliknya.
c.) Mereka –para ulama dan salaf shalih-
membid’ahkan dan mengkufurkan orang
yang meyakini selain aqidah salaf.
d.) Dulu, kaum muslimin sangat perhatian
dengan aqidah salaf, sehingga mereka
bertanya kepada Imam Abu Utsman Ash-
Shabuni tentang aqidah salaf untuk
mereka pegang.
2. Al-Imam Al-Mawardi Asy-Syafii
rahimahullah (-450 H) di dalam Al-Hawi Fi
Fiqhi Asy-Syafii (2/523): Beliau
membawakan pendapat Imam Asy-Syafii
tentang doa istisqa’ (minta hujan) yang
diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Kemudian Imam Asy-Syafii
berkata:
ﻭَﺃُﺣِﺐُّ ﺃَﻥْ ﻳَﻔْﻌَﻞَ ﻫَﺬَﺍ ﻛُﻠَّﻪُ ﻭَﻟَﺎ ﻭَﻗْﺖَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀِ ﻟَﺎ ﻳُﺠَﺎﻭِﺯَ .
“Aku suka hendaknya dia melakukan
semua ini dan tidak ada waktu dalam doa
yang dia tidak boleh melampauinya.”
Kemudian Al-Imam Al-Mawardi
memberikan komentar:
ﻭَﻫَﺬَﺍ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻤُﺨْﺘَﺎﺭُ ؛ ﻟِﺄَﻧَّﻪُ ﻣَﺮْﻭِﻱٌّ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ
ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻭَﻣَﻨْﻘُﻮﻝٌ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒِ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢِ ﺭَﺿِﻲَ
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬُﻢْ .
“Dan ini seperti yang beliau katakan. Itulah
pendapat yang dipilih, karena itu yang
diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan dinukilkan dari salaf shalih
radhiyallahu ‘anhum.”
Kesimpulan:
a.) Dalam berpendapat, Imam Syafii
berijtihad dengan dalil yang sampai
kepada beliau dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Tidak berbicara dalam
masalah agama tanpa dalil yang dijadikan
landasan pendapat.
b.) Pendapat yang ada dalilnya dan
mencocoki pendapat salaf itulah yang
dipilih. Di sini ada isyarat bahwa pendapat
salaf itulah yang diikuti dan dijadikan
rujukan.
3. Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullah
(384-458 H) dalam menetapkan sifat Allah
bahwa dia mengatakan:
“ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﻭﺻﻔﻪ – ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ – ﺇﻻّ ﺑﻤﺎ ﺩﻝ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ
ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻭ ﺳﻨﺔ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ، ﺃﻭ ﺃﺟﻤﻊ
ﻋﻠﻴﻪ ﺳﻠﻒ ﻫﺬﻩ ﺍﻷﻣﺔ ”
“Tidak boleh mensifati Allah subhanahu wa
ta’ala kecuali dengan yang ditunjukkan
oleh Kitabullah atau sunnah rasul-Nya
atau ijma’ salaf ummat ini.”
Kesimpulan:
a.) Dalam masalah asma wa sifat Allah,
kita juga berhujjah dengan Al-Qur’an, As-
Sunnah dan ijma’ salaf. Karena madzhab
salaf itulah yang seharusnya diikuti.
b.) Beriman dengan Asma’ wa sifat Allah
termasuk beriman dari rukun iman
pertama, yaitu iman kepada Allah.
c.) Salaf adalah panutan dalam
beragama.
d.) Imam Al-Baihaqi tidak membolehkan
seseorang untuk beraqidah selain yang
dipegangi salaf.
3. Perkataan Al-Imam Al-Baihaqi
rahimahullah (384-458 H) sebagaimana
dinukil Imam An-Nawawi dalam
Khulashoh Al-Ahkam (1/462-463):
ﻭَﺭَﻭَﻯ ﺍﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲّ ﺑِﺈِﺳْﻨَﺎﺩِﻩِ ، ﻋَﻦ ﺍﺑْﻦ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭﻙ ﺃَﻧﻪ ﺳُﺌﻞ ﻋَﻦ
ﻣﺴﺢ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪ ﺇِﺫﺍ ﺩَﻋَﺎ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥ ؟ ﻗَﺎﻝَ : ” ﻟﻢ ﺃﺟﺪ ﻟَﻪُ ﺛﺒﺘﺎً ،
ﻭَﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻳﺮﻓﻊ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ” . ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲّ : ” ﻟﺴﺖ ﺃﺣﻔﻆ ﻓِﻲ
ﻣﺴﺢ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪ ﻫُﻨَﺎ ﻋَﻦ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺴّﻠﻒ ﺷَﻴْﺌﺎ . ﻗَﺎﻝَ :
ﻭَﺍﺧْﺘﻠﻔُﻮﺍ ﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀ ﺧَﺎﺭﺝ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ، ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﺄَﻣﺎ
ﻓِﻲ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓ ﻓَﻬُﻮَ ﻋﻤﻞ ﻟﻢ ﻳﺜﺒﺖ ﻓِﻴﻪِ ﺧﺒﺮ ، ﻭَﻟَﺎ ﺃﺛﺮ ، ﻭَﻟَﺎ
ﻗِﻴَﺎﺱ ﻓَﻠَﺎ ﻳُﻔﻌﻞ ، ﻭﻳﻘﺘﺼﺮ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻓﻌﻠﻪ ﺍﻟﺴّﻠﻒ ﻣﻦ ﺭﻓﻊ
ﺍﻟْﻴَﺪَﻳْﻦِ ﺩﻭﻥ ﺍﻟْﻤﺴْﺢ ” ﻫَﺬَﺍ ﻛَﻠَﺎﻡ ﺍﻟْﺒَﻴْﻬَﻘِﻲّ .
ﻭَﺃﻣﺎ ﺣَﺪِﻳﺚ ﻋﻤﺮ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪ : ” ﺃَﻥ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ َ ﻛَﺎﻥَ ﺇِﺫﺍ ﺭﻓﻊ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀ ﻟﻢ ﻳﺤﻄﻬﻤﺎ ﺣَﺘَّﻰ
ﻳﻤﺴﺢ ﺑﻬﻤﺎ ﻭَﺟﻬﻪ ” ﻓَﺮَﻭَﺍﻩُ ﺍﻟﺘِّﺮْﻣِﺬِﻱّ . ﻭَﻗَﺎﻝَ : ” ﺣَﺪِﻳﺚ
ﻏَﺮِﻳﺐ ، ﺍﻧْﻔَﺮﺩ ﺑِﻪِ ﺣَﻤَّﺎﺩ ﺑﻦ ﻋِﻴﺴَﻰ ، ﻭَﺣَﻤَّﺎﺩ ﻫَﺬَﺍ ﺿَﻌِﻴﻒ ”
ﻓَﻬُﻮَ ﺣَﺪِﻳﺚ ﺿَﻌِﻴﻒ .
[Al-Baihaqi meriwayatkan dengan
sanadnya dari Ibnul Mubarok, bahwa dia
ditanya tentang mengusap wajah ketika
seseorang berdoa. Maka dia menjawab:
“Aku tidak mendapati hal itu tsabit, dan
hendaknya dia tidak mengangkat kedua
tangannya.” Al-Baihaqi berkata: “Aku tidak
menghapal sesuatupun di sini dari salah
seorang salaf tentang mengusap wajah...
Para ulama telah berbeda pendapat
tentang hal itu dalam doa di luar sholat ...
Adapun di sholat, maka itu adalah amalan
yang tidak tsabit sebuah hadits
tentangnya, tidak pula sebuah atsar
(riwayat shohabat dan setelahnya) dan
tidak pula qiyas, maka tidak bisa
dilakukan. Dan hendaknya mencukupkan
diri sebagaimana yang dilakukan oleh
salaf berupa mengangkat kedua tangan
tanpa mengusap wajah.” Demikian ucapan
Al-Baihaqi.
Al-Imam An-Nawawi melanjutkan: Adapun
hadits Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dulu jika
mengangkat kedua tangannya dalam dia,
beliau tidak menaruhnya sampai beliau
mengusap wajahnya dengan keduanya.
Maka ini diriwayatkan oleh Imam At-
Tirmidzi, dia berkata: “Hadits ghorib,
Hammad bin Isa meriwayatkan sendirian
dan dia dho’if.” Maka hadits ini dho’if.]
Kesimpulan:
a.) Mengikuti madzhab salaf dalam
masalah ibadah, seperti ibadah sholat.
b.) Tidak berpendapat dengan sesuatu
amalan yang tidak ada dalilnya, baik dari
al-qur’an atau hadits dan ijma’ salaf.
c.) hadits tentang mengusap wajah setelah
berdoa dengan kedua tangan adalah
dho’if. Sehingga hal itu tidak diamalkan.
d.) Imam Al-Baihaqi dan Imam An-
Nawawi ketika berpendapat berusaha
mengikuti dalil dan madzhab salaf.
Bagaimana dengan kaum muslimin
sekarang yang mengaku bermadzhab
syafii? Banyak orang yang tidak mengenal
madzahab salaf yang sesungguhnya
bahkan malah mencela madzhab salaf.
Mereka menggolongkan para teroris
sebagai seorang salaf. Ini adalah sebuah
kejahatan kepada para salaf.
4. Imam Al-Haramain Abul Ma’ali
rahimahullah (419-478 H) sebagaimana
dinukil oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam
Fathul Bari (13/349-350):
“ ﺭﻛﺒﺖ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺍﻷﻋﻈﻢ، ﻭﻏﺼﺖ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲﺀ ﻧﻬﻰ ﻋﻨﻪ
ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﻃﻠﺐ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﺮﺍﺭﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺘﻘﻠﻴﺪ ﻭﺍﻵﻥ ﻓﻘﺪ
ﺭﺟﻌﺖ ﻭﺍﻋﺘﻘﺪﺕ ﻣﺬﻫﺐ ﺍﻟﺴﻠﻒ “
“Aku telah mengarungi samudra yang
terbesar, dan aku telah menyelami segala
sesuatu yang dilarang oleh para ulama,
untuk mencari kebenaran, lari dari taqlid.
Sekarang aku telah kembali dan meyakini
madzhab salaf.”
Kesimpulan:
- Tempat kembali dalam memahami
agama yang benar adalah dengan
mengikuti madzhab salaf.
5. Imam An-Nawawi rahimahullah
(631-676 H) dalam Muqaddimah Al-
Majmu 1/27 ketika menceritakan tentang
Kitab beliau Al-Majmu’ Syarh Al-
Muhadzdzab mengatakan:
ﻭَﺍﻋْﻠَﻢْ ﺃَﻥَّ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺔَ ﻣَﺬَﺍﻫِﺐِ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒِ ﺑِﺄَﺩِﻟَّﺘِﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﻫَﻢِّ ﻣَﺎ
ﻳُﺤْﺘَﺎﺝُ ﺇﻟَﻴْﻪِ ..… ﻭَﺑِﺬِﻛْﺮِ ﻣَﺬَﺍﻫِﺒِﻬِﻢْ ﺑِﺄَﺩِﻟَّﺘِﻬَﺎ ﻳَﻌْﺮِﻑُ ﺍﻟْﻤُﺘَﻤَﻜِّﻦُ
ﺍﻟْﻤَﺬَﺍﻫِﺐَ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺟْﻬِﻬَﺎ، ﻭَﺍﻟﺮَّﺍﺟِﺢَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﺮْﺟُﻮﺡِ، ﻭَﻳَﺘَّﻀِﺢُ ﻟَﻪُ،
ﻭَﻟِﻐَﻴْﺮِﻩِ ﺍﻟْﻤُﺸْﻜِﻠَﺎﺕُ، ﻭَﺗَﻈْﻬَﺮُ ﺍﻟْﻔَﻮَﺍﺋِﺪُ ﺍﻟﻨَّﻔِﻴﺴَﺎﺕُ، ﻭَﻳَﺘَﺪَﺭَّﺏُ
ﺍﻟﻨَّﺎﻇِﺮُ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺑِﺎﻟﺴُّﺆَﺍﻝِ، ﻭَﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏِ، ﻭَﻳَﺘَﻔَﺘَّﺢُ ﺫِﻫْﻨُﻪُ، ﻭَﻳَﺘَﻤَﻴَّﺰُ ﻋِﻨْﺪَ
ﺫَﻭِﻱ ﺍﻟْﺒَﺼَﺎﺋِﺮِ، ﻭَﺍﻟْﺄَﻟْﺒَﺎﺏِ، ﻭَﻳَﻌْﺮِﻑُ ﺍﻟْﺄَﺣَﺎﺩِﻳﺚَ ﺍﻟﺼَّﺤِﻴﺤَﺔَ ﻣِﻦْ
ﺍﻟﻀَّﻌِﻴﻔَﺔِ، ﻭَﺍﻟﺪَّﻟَﺎﺋِﻞَ ﺍﻟﺮَّﺍﺟِﺤَﺔَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻤَﺮْﺟُﻮﺣَﺔِ ، …
“Ketahuilah bahwa mengenal madzhab-
madzhab salaf dengan dalil-dalilnya
termasuk perkara yang dibutuhkan … dan
dengan menyebutkan madzhab-madzhab
mereka dengan dalil-dalilnya, orang yang
mapan akan mengetahui madzhab-
madzhab itu sesuai dengan kedudukannya
yang sesuai, mengetahui pendapat yang
rojih (kuat) dari yang lemah, perkara-
perkara yang rumit akan menjadi jelas
bagi dia dan orang lain, akan nampak
faedah-faedah berharga, dan orang yang
memperhatikannya akan terlatih dengan
soal jawab, akalnya akan terbuka, dan dia
akan mempunyai keistimewaan di sisi
orang-orang yang berakal. Dia juga akan
mengetahui hadits-hadits yang shohih dari
hadits yang dho’if, mengetahui dalil yang
kuat dari yang lemah. …”
6. Al-Imam Adz-Dzahaby rahimahullah
(673 – 748 H) berkata dalam kitab beliau
Siyar A’lam An-Nubala (13/380):
ﺍﻻﻣﺎﻧﺔ ﺟﺰﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻳﻦ، ﻭﺍﻟﻀﺒﻂ ﺩﺍﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﺬﻕ، ﻓﺎﻟﺬﻱ
ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﺤﺎﻓﻆ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﻘﻴﺎ ﺫﻛﻴﺎ، ﻧﺤﻮﻳﺎ ﻟﻐﻮﻳﺎ، ﺯﻛﻴﺎ
ﺣﻴﻴﺎ، ﺳﻠﻔﻴﺎ، ﻳﻜﻔﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻜﺘﺐ ﺑﻴﺪﻩ ﻣﺌﺘﻲ ﻣﺠﻠﺪ، ﻭﻳﺤﺼﻞ
ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻭﺍﻭﻳﻦ ﺍﻟﻤﻌﺘﺒﺮﺓ ﺧﻤﺲ ﻣﺌﺔ ﻣﺠﻠﺪ، ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﻔﺘﺮ ﻣﻦ
ﻃﻠﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻤﺎﺕ، ﺑﻨﻴﺔ ﺧﺎﻟﺼﺔ ﻭﺗﻮﺍﺿﻊ، ﻭﺇﻻ ﻓﻼ
ﻳﺘﻌﻦ .
“Amanah merupakan bagian dari agama
dan hafalan bisa masuk kepada
kecerdikan. Adapun yang dibutuhkan oleh
seorang hafizh adalah: Dia harus seorang
yang bertaqwa, pintar, ahli nahwu dan
bahasa, bersih hatinya, senantiasa
bersemangat, seorang salafy (orang yang
mengikuti madzhab salaf), cukup bagi dia
menulis dengan tangannya sendiri 200 jilid
buku hadits dan memiliki 500 jilid buku
yang dijadikan pegangan dan tidak putus
semangat dalam menuntut ilmu sampai
dia meninggal dengan niat yang ikhlas dan
dengan sikap rendah diri. Kalau tidak
memenuhi syarat-syarat ini maka
janganlah kamu berharap”.
Beliau menyebautkan bahwa diantara
syarat untuk menjadi seorang al-hafidz,
adalah dia seorang salafi, seorang yang
mengikuti madzhab salaf.
7. Ibnu Hajar Al-’Asqolani Asy-Syafii
rahimahullah (773-852 H) berkata dalam
Fathul Bari:
ﻭﻣﻤﺎ ﺣﺪﺙ ﺃﻳﻀﺎً ﺗﺪﻭﻳﻦ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﻓﻲ ﺃﺻﻮﻝ ﺍﻟﺪﻳﺎﻧﺎﺕ
ﻓﺘﺼﺪﻯ ﻟﻬﺎ ﺍﻟﻤﺜﺒﺘﺔ ﻭﺍﻟﻨﻔﺎﺓ، ﻓﺒﺎﻟﻎ ﺍﻷﻭﻝ ﺣﺘﻰ ﺷﺒﻪ، ﻭﺑﺎﻟﻎ
ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﺣﺘﻰ ﻋﻄﻞ، ﻭﺍﺷﺘﺪ ﺇﻧﻜﺎﺭ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻟﺬﻟﻚ ﻛﺄﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ،
ﻭﺃﺑﻲ ﻳﻮﺳﻒ، ﻭﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ . ﻭﻛﻼﻣﻬﻢ ﻓﻲ ﺫﻡ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﻼﻡ
ﻣﺸﻬﻮﺭ . ﻭﺳﺒﺒﻪ ﺃﻧﻬﻢ ﺗﻜﻠﻤﻮﺍ ﻓﻴﻤﺎ ﺳﻜﺖ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ
ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ.
ﻭﺛﺒﺖ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻲ ﻋﻬﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ
ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺃﺑﻲ ﺑﻜﺮ ﻭﻋﻤﺮ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻳﻌﻨﻲ ﺑﺪﻉ
ﺍﻟﺨﻮﺍﺭﺝ، ﻭﺍﻟﺮﻭﺍﻓﺾ، ﻭﺍﻟﻘﺪﺭﻳﺔ.
ﻭﻗﺪ ﺗﻮﺳﻊ ﻣﻦ ﺗﺄﺧﺮ ﻋﻦ ﺍﻟﻘﺮﻭﻥ ﺍﻟﺜﻼﺛﺔ ﺍﻟﻔﺎﺿﻠﺔ ﻓﻲ
ﻏﺎﻟﺐ ﺍﻷﻣﻮﺭ ﺍﻟﺘﻲ ﺃﻧﻜﺮﻫﺎ ﺃﺋﻤﺔ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﺃﺗﺒﺎﻋﻬﻢ .ﻭﻟﻢ
ﻳﻘﺘﻨﻌﻮﺍ ﺑﺬﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﻣﺰﺟﻮﺍ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﺍﻟﺪﻳﺎﻧﺔ ﺑﻜﻼﻡ ﺍﻟﻴﻮﻧﺎﻥ،
ﻭﺟﻌﻠﻮﺍ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻔﻼﺳﻔﺔ ﺃﺻﻼً ﻳﺮﺩﻭﻥ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﺎ ﺧﺎﻟﻔﻪ ﻣﻦ
ﺍﻵﺛﺎﺭ ﺑﺎﻟﺘﺄﻭﻳﻞ ﻭﻟﻮ ﻣﺴﺘﻜﺮﻫﺎً.
ﺛﻢ ﻟﻢ ﻳﻜﺘﻔﻮﺍ ﺑﺬﻟﻚ ﺣﺘﻰ ﺯﻋﻤﻮﺍ ﺃﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﺮﺑﻮﻩ ﻫﻮ
ﺃﺷﺮﻑ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﻭﺃﻭﻻﻫﺎ ﺑﺎﻟﺘﺤﺼﻴﻞ، ﻭﺃﻥ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻌﻤﻞ ﻣﺎ
ﺃﺻﻄﻠﺤﻮﺍ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻬﻮ ﻋﺎﻣﻲ ﺟﺎﻫﻞ، ﻓﺎﻟﺴﻌﻴﺪ ﻣﻦ ﺗﻤﺴﻚ ﺑﻤﺎ
ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺴﻠﻒ، ﻭﺍﺟﺘﻨﺐ ﻣﺎ ﺃﺣﺪﺙ ﺍﻟﺨﻠﻒ “
“Dan termasuk yang terjadi juga adalah
penyusunan buku tentang pendapat dalam
masalah akidah, sampai kelompok yang
menetapkan sifat Datang dan kelompok
yang meniadakannya memasukinya. Yang
pertama berlebihan sampai melakukan
tasybih, yang kedua berlebihan sampai
menolak sama sekali. Dan sangat keras
pengingkaran salaf terhadap hal itu, seperti
Abu Hanifah, Abu Yusuf dan Asy-Syafii.
Ucapan mereka dalam mencela ahlul
kalam sangatlah terkenal. Sebabnya
karena orang-orang itu berbicara tentang
perkara yang didiamkan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
shohabatnya. Dan telah datang dari Imam
Malik bahwa tidak ada pada masa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr,
Umar sedikitpun dari al-hawa (bid’ah),
yakni bid’ah-bid’ah khowaroj, syiah
rofidhoh dan qodariyah.
Orang-orang yang datang setelah tiga
generasi (awal) yang utama dalam
keumuman perkara yang diingkari oleh
para imam tabiin dan tabiut tabiin. Orang-
orang itu tidak merasa cukup dengan hal
itu sampai mencapurkan antara
permasalahan-permasalahan agama
dengan ucapan-ucapan yunan, dan
menjadikan perkataan ahli filsafat sebagai
dasar kembalinya atsar-atsar yang
menyelisihinya dengan cara mentakwilnya,
meskipun dengan enggan.
Kemudian orang-orang itu tidak merasa
cukup dengan itu saja, sampai mereka
meyakini bahwa yang mereka ajarkan
adalah ilmu yang paling utama dan paling
mulia untuk dipelajari dan menyangka
bahwa orang yang tidak memakai istilah-
istilah mereka adalah orang yang awam
lagi bodoh.
Maka orang yang berbahagia adalah orang
yang berpegang teguh dengan yang
dipegang oleh salaf sholih dan menjauhi
perkara yang diada-adakan kholaf (orang-
orang belakangan).”
Cukuplah ucapan beliau sebagai pelajaran
bagi orang yang menginginkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
8. Imam As-Suyuthi rahimahullah
(849-911) dalam Al-Amru Bil Ittiba’ Wan
Nahyu ‘An Al-Ibtida’ hal 8:
ﻓﻜﻴﻒ ﻟﻮ ﺭﺃﻭﺍ ﻣﺎ ﺃﺣﺪﺛﻮﺍ ﻓﻲ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻳﺎﺩﺍﺕ
ﺍﻟﻘﺒﻴﺤﺔ. ﻓﺎﺣﺬﺭﻩ ﻳﺎ ﺃﺧﻲ، ﻭﺍﻗﺘﺪ ﺑﺎﻟﺴﻠﻒ ﺍﻟﺼﺎﻟﺢ .
“Maka bagaimana kalau mereka melihat
terhadap apa yang diada-adakan oleh
orang-orang pada masa ini, yang padanya
ada tambahan-tambahan yang jelek. Maka
berhati-hatilah saudaraku, dan teladanilah
salaf sholih.”

—————
Wallahu a’lam. bersama Abu Baqiy Al
Andalusia
Sumber: fatwasyafiiyah.blogspot.com

KISAH NYATA: HIDAYAH SEORANG PELACUR


Suatu hari saya kedatangan seorang wanita cantik dan seksi, Tina namanya.

Tina: Assalaamu’alaikum!

Saya: Alaikum salam, monggo pinarak, ada perlu apa yah Mba?

Tina: Maaf Pak, saya Tina, saya mau minta tolong, tiap malam saya ini “jualan”, bagaimana agar jualan saya laris?

Saya: Maaf Mbak, Sampean salah alamat, saya ini bukan paranormal.

Dengan berbagai cara saya lakukan biar Tina cepat pulang, tapi tetap kekeh duduk di kursi. Lama-lama saya kasihan juga.

Saya: Begini aja Mbak, kalau Sampean ingin rizki barokah jangan tinggalkan shalat bagaimanapun keadaanmu!

Tina: Maaf Pak, saya ini pelacur, apakah shalat saya diterima Allah?

Saya: Jangan mikir diterima atau tidak, yang penting laksanakan dulu.

Tina: Iya Pak, akan saya laksanakan, tapi saya tidak punya rukuh atau mukena. Akhirnya istri saya memberi rukuh pada si Tina.

Tiga tahun telah berlalu, datanglah Tina bersama seorang laki-laki sambil menangis berlari memeluk istri saya (untung bukan saya yang dipeluk).

Saya: Monggo pinarak. Ada apa kok nangis begini, Sampean siapanya Tina, Mas?

Laki-laki itu menjawab: Saya Dedi Gus, suami Tina.

Saya: Subhanallaah… Bagaimana ceritanya Mas, kok Sampean bisa nikah sama Tina?

Akhirnya Dedi bercerita. Begini Gus, saya seorang kontraktor. Suatu malam saya booking si Tina, saya bawa Tina ke sebuah hotel. Sampai hotel jam 9 malam. Setelah bercerita-cerita, akhirnya saya sama Tina masuklah ke kamar hotel, tanpa basa-basi saya ciumi Tina, saya buka bajunya. Tatkala itulah Tina berbisik di telinga saya, “Maaf Mas, saya belum shalat Isya, saya tak shalat dulu ya Mas.” Akhirnya saya marah sekali. Ngapain kamu shalat? Tetapi dengan lembut si Tina ngomong sama saya, berilah kesempatan 10 menit saja untuk shalat, waktu kita masih banyak, sekiranya tidak cukup, saya beri bonus besok semalam, asal saya diberi kesempatan shalat. Akhirnya, saya izinkan si Tina untuk shalat. Dia membuka tasnya. Ternyata betul tasnya berisi rukuh atau mukena. Lantas Tina ke kamar mandi berwudhu, lantas Tina shalat. Saya lihat Tina shalat, saya dengarkan Tina berdoa sambil menangis, tanpa terasa saya pun ikut menangis. Di saat itulah saya tersadar dan berniat untuk bertaubat. Akhirnya Tina saya antar pulang ke rumahnya. Saat itu juga saya lamar ke orang tuanya untuk saya jadikan istri saya.

Saya: Alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, terus ada apa Sampean kemari?

Dedi: Begini Gus, kami sudah menikah 3 tahun yang lalu, Alhamdulillah sudah dikaruniai seorang anak laki-laki. Sekarang kami mau minta doa restu kepada Gus untuk menunaikan ibadah haji.

Saya: Allaahu Akbar walillaahil hamd!
Tanpa terasa air mataku menitik haru sambil seraya mengangkat tangan: “Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yunin waj ‘alnaa lil muttaqiina imaama.”

Kisah nyata ini sudah mendapat persetujuan langsung dari yang bersangkutan. Ternyata hidayah tidak mengenal siapa dia, tempat, dan waktu. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita. Aamiin.

Sumber: Mukjizat & Doa

Bissmillaah...

Kisah berikut ini memang benar-benar nyata dan terjadi, karena Allah SWT sendirilah yang mengabarkan kepada kita melalui kitab suci Al Qur'an. 

"Kisahnya..."

Pada suatu ketika Nabi Musa AS telah memenuhi panggilan Allah subhana wa Ta'ala. Beliau naik ke gunung sinai (Thursina) setelah beliau menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu. Allah SWT pun Berfirman dan menurunkan Taurat kepada beliau.

Kemudian Nabi Musa AS pun sangat rindu untuk melihat wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepada nya, wajah Rabb-Nya.

"Dan tatkala Musa datang menurut waktu yang telah kami tentukan. Dan telah berfirman Rabb-Nya kepadanya: Berkatalah ia, ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapadaku, agar aku dapat memandang Engkau."

Berkatalah Allah : "Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku, tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya, niscaya engkau dapat melihatku."

Setelah mendengar permintaan Nabi Musa AS itu, kemudian Allah SWT berfirman : 
"Wahai putra Imran, sesungguhnya tidak akan ada yang sanggup untuk melihat-KU, kemudian ia mampu untuk tetap hidup. "

Nabi Musa AS berkata: 
"Ya Rabbi, tidak ada sesuatupun yang menyekutui-MU, sesungguhnya melihat-MU dan kemudian mati itu lebih aku sukai daripada aku terus hidup tanpa melihat-MU. Rabbi, sempurnakanlah nikmat, anugerah dan hikmat-MU kepada ku dengan mengabulkan permohonanku ini, setelah itu aku rela mati "

Ibnu Abbas RA, sahabat Rasulullah SAW meriwayatkan bahwa ketika Allah SWT mengethaui Nabi Musa AS ingin dikabulkan, maka berfirman Allah :

"Pergilah engkau, dan lihatlah batu di atas puncak gunung itu, duduklah engkau diatas batu itu, kemudian AKU (Allah) akan menurunkan bala tentara-KU kepada mu."

Dan ketika telah sampai di puncak batu tersebut, maka Allah SWT pun menurunkan bala tentaranya, para malaikat hingga langit ketujuh, untuk menampakkan diri kepadaya. Di perintahkan para malaikat penghuni langit untuk menampakkan diri di hadapan nabi Musa AS. sambil mengeraskan suara tasbih, tahlil mereka, bagaikan suara petir yang menyambar-nyambar.

Kemudian para malaikat penghuni langit kedua diperintahkan menampakkan diri, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam, mereka bersayap dan memiliki raut muka, diantaranya ada yang berbentuk seperti singa. Berlalu di hadapan Nabi Musa AS sambil mengeraskan suara-suara tasbihnya.

Mendengar teriakan-teriakan tersebut, Nabi Musa AS merasa ngeri dan kemudian berkata: "Yaa Rabbi, sungguh aku menyesal atas permohonanku. Apakah engkau berkehendak untuk menyelamatkanku dari tempat ini?

Pimpinan dari kelompok malaikat
tersebut berkata: "Hai Musa, bersabarlah atas apa yang engkau minta, apa yang engkau lihat ini baru sebagian kecil saja."

Allah SWT memerintahkan para penghuni langit ketiga turun. Lalu keluarlah malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya dengan aneka ragam bentuk dan warnanya. Ada yang seperti api yang menjilat-jilat, mereka memekikkan tasbih, tahlil dengan suara hiruk pikuk menggelegar.

Nabi Musa AS semakin berputus asa dan kelompok malaikat itu berkata: "Wahai Musa, bersabarlah hingga engkau tidak akan sanggup lagi untuk melihatnya."

Kemudian penghuni langit keempat turun. Ada yang berbentuk seperti kobaran api yang menjilat-jilat, ada pula yang seperti salju. Dengan suara melengking mereka memekikkan tasbih dan tahlil.

Demikianlah , Penghuni dari setiap langit turun satu demi satu. Semua malaikat tersebut bergerak maju sambil cahayanya menyambar semua mata yang ada. Mereka datang membawa tombak yang sangat panjang dan lebar. Tombak-tombak itu bagaikan api yang bersinar terang benderang melebihi sinar matahari.

Nabi Musa AS menangis dan meratap..

"Yaa Rabbi, ingatlah aku, jangan Engkau lupakan diriku. Aku adalah hamba-Mu. Aku tidak mempunyai keyakinan bahwa aku akan selamat dari tempat ini. Jika aku keluar maka aku akan terbakar, jika aku masih disini aku akan mati."

Ketua para malaikat itu pun berkata: "Nyaris dirimu dipenuhi ketakutan dan nyaris hatimu terlepas wahai Musa. Tempat yang engkau gunakan untuk duduk adalah tempat yang akan engkau pergunakan untuk melihat Rabb."

Kemudian turunlah malaikat Jibril, Mikail dan Israfil, beserta seluruh malaikat penghuni langit ketujuh, termasuk pemikul Al-Arsy dan Al-Khursy.

Mereka secara bersama-sama menghadap kepada Nabi Musa AS sambil berkata: "Wahai orang yang terus menerus salah. Apa yang menyebabkanmu naik ke atas bukit ini. Mengapa engkau memberanikan diri meminta Rabbmu untuk dapat melihat-Nya?"

Nabi Musa AS gemetar hingga kedua lututnya seakan-akan luruh dari persendian.

Ketika Allah SWT melihat itu, maka ditampakkanlah tiang-tiang penyangga Al-Arsy, lalu Nabi Musa AS bersandar pada salah satu tiang tersebut hingga hatinya tenang.

Malaikat Israfil berkata: "Hai Musa, demi Allah, kami ini sekalipun pemimpin para malaikat, sejak kami diciptakan kami tidak berani mengangkat pandangan mata kami ke arah Al-Arsy. Karena kami sangat khawatir dan sangat takut kepada Rabb. Mengapa engkau berani melakukan ini wahai hamba yang lemah?"

Setelah hatinya tenang, Nabi Musa AS menjawab: "Wahai Israfil, aku hanya ingin mngetahui akan Keagungan Wajah Rabb ku yang selama ini aku belum pernah melihatnya."

Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu kepada langit: "AKU (Allah) akan menampakkan Diri, bertajali pada gunung itu Maka begetarlah seluruh langit dan bumi, gunung, matahari, bulan, mega, surga , neraka, para malaikat dan samudera. Semua bersungkur sujud, sementara Nabi Musa AS masih memandang ke arah gunung itu."

Tatkala Rabbnya menampakkan diri diatas gunung, maka hancur luluhlah gunung itu dan nabi Musa AS pun jatuh pingsan.

Nabi Musa AS seakan-akan mati karena pancaran Cahaya Allah SWT yang Mulia dan ia terjatuh dari batu dan batu itu sendiri terjungkal terbalik menjadi semacam kubah yang menaungi nabi Musa as agar tidak terbakar Cahaya.

Kemudian Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk membalikkan batu itu dari tubuh nya. Wajah nabi Musa AS memancarkan cahaya kemuliaan, rambutnya memutih karena cahaya.

Maka setelah Musa tersadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau , aku sungguh bertaubat kepada-MU dan aku adalah orang yang pertama kali beriman (QS. Al-A-raf).

Nabi Musa pun berkata,
"Saya beriman, bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang mampu melihat-Mu ya Allah dengan mata lahir, kecuali ia akan mati."

Sumber: Dari Surat Al-A'raf 

Sabda Rasulullah SAW;
"Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan memperoleh pahala walaupun sudah tiada."
(HR. Bukhori dan Muslim)

Wallahu'alam bisshowab..

Selasa, 14 Mei 2013

HUKUM MENINGGALKAN SHALAT JUM'AT SAMPAI 3x ..




Shalat jum’at adalah sebuah kewajiban bagi ummat Islam, khususnya laki-laki dewasa. Kewajiban ini dituangkan di dalam firman Allah;

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.( Al-Jumu’ah: 9)
Adapun kewajiban itu bagi kaum muslim laki-laki berdasarkan kepada hadis nabi; Dari Thariq bin Syihab ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali (tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang sakit.” (HR Abu Daud)
Dalil-dalil tersebut menunjukkan kewajiban melakukan shalat jum’at bagi lelaki muslim. Jika kewajiban itu ditinggalkan, maka ia mendapatkan dosa besar.

Kalimat Ummat Nabi Muhammad memiliki dua makna, ummat da’wah dan ummat istajabah. Ummat da’wah adalah semua orang yang hidup setelah beliau diutus sebagai Nabi dan Rasul. Sedangkan umat Istijabah adalah manusia yang hidup setelah kerasulan beliau dan memutuskan untuk menerima dakwah baliau. Pengeluaran seseorang dari ummat nabi Muhammad memiliki makna penetapan kekufuran seseorang.

Benarkah orang yang meninggalkan shalat Jum’at ia keluar dari agama islam, alias murtad? Mari kita tinjau hadis-hadis yang menerangkan bahayanya meninggalkan shalat jum’at, apalagi sampai tiga kali berturut-turut adalah

Barangsiapa meninggalkan shalat jum’at tiga kali tanpa udzur dan tanpa sebab (yang syar’i) maka Allah akan mengunci mata hatinya (HR Malik)

Barangsiapa meninggalkan shalat jum’at tiga kali karena meremehkannya maka Allah akan mengunci mata hatinya (HR at-Tirmidzi)

Ibnu Abbas mengatakan :

Barangsiapa meninggalkan shalat Jum’at tiga kali berturut-turut maka ia telah melemparkan ikatan Islam ke belakang punggungnya (HR Abu Ya’la dari kata-kata Ibnu Abbas)

Dengan memperhatikan hadis-hadis tentang meninggalkan shalat jum’at, kita temukan bahwa tidak ada nash yang jelas yang menunjukkan batalnya keimanan seseorang. Memang Ibnu Abbas mengatakan telah melemparkan tali Islam ke belakangnya, maksud dari kata ini bukanlah melepaskan agama Islam, tetapi melepaskan sebagian kewajiban di dalam Islam.

Terlebih bahwa ucapan itu bukan berasal dari Rasulullah saw sehingga tidak bisa digunakan untuk memastikan batalnya keislaman seseorang.

Dari sini, maka orang yang tidak menjalankan shalat jum’at tiga kali tidak dinyatakan sebagai orang kafir, apalagi kalau ia masih mau shalat yang lain.

Wallahu a’lam bish-shawab

#WAJIB DI SHARE .............

MANFAAT BERSABAR


Hasil Yang Didapatkan Dengan Bersabar
Orang yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang terpuji, di antaranya :

1. Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati (ulul-'azm).[15]

2. Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari Allah. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." [al-Baqarah/2:157]

3. Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar" [Fushshilat/41: 35]

4. Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." [az-Zumar/39 : 10]

5. Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa [16]
__________
Footnote :
[15]. Lihat at-Tahrîr wat Tanwîr IV/190
[16]. HR. at-Tirmidzi no.2398 , an-Nasâ'i di as-Sunan al-Kubrâ no. 7482 dan Ibnu Mâjah no. 4523 (Hadits shahîh. Ash-Shahîhah no. 143)

semoga bermanfaat dan menginspirasi kita menjadi hamba Allah yang senantiasa bersabar

Mari kita merenung, adakah di antara amal ibadah yang telah kita lakukan selama ini yang diterima oleh Allah?

Mari kita berharap, semoga ada satu saja di antara amal ibadah yang telah kita lakukan yang diterima oleh Allah.

Kita tidak akan pernah tahu, amal ibadah kita yang mana yang diterima-Nya, kecuali setelah tiba di hari perhitungan nanti.

Allah Ta'ala berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُم
ْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka." (Al-Mu'minuun: 60).

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan:

"Maksudnya, orang-orang yang memberikan pemberian itu khawatir dan takut tidak diterima amalannya, karena mereka merasa telah meremehkan dalam mengerjakan syarat-syaratnya." [Tafsir Ibnu Katsir (3/234)]

Aisyah radhiyallahu 'anha pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang ayat di atas, maka beliau menjawab:

"Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, bersedekah, shalat, dan mereka merasa khawatir tidak diterima amalannya." [HR. Tirmidzi (no. 3175), Ibnu Majah (no. 4198), Ahmad (6/159), Al-Hakim (2/393), dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah (no. 162)].

Pantaskah kita merasa yakin bahwa amalan kita pasti diterima? Merasa mendapat "kemenangan" di hari raya Idul Fithri?

Sedangkan orang-orang shalih terdahulu semisal Fudhalah bin ‘Ubaid berkata:

"Seandainya aku mengetahui bahwa Allah menerima dariku satu amalan kebaikan sebesar biji saja, maka itu lebih kusukai daripada dunia dan seisinya, karena Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa." (Al-Maa-idah: 27). [Lathaif Al-Ma’arif (368-369)]

Ustad Abu Muhammad Herman
Via Inspirasi Islami

..........................
Yuk baca info kesehatan ini, INI KEUNTUNGAN MINUM AIR PUTIH HANGAT DIPAGI HARI, Hanya di Metro Herbal, Insya Allah sangat bermanfaat..:)

RENUNGAN NASIHAT


Seorang penyair berkata :

تَزَوَّدْ مِنَ التَّقْوَى فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِي*** إِذَا جَنَّ لَيْلٌ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ

Berbekallah ketakwaan karena sesungguhnya engkau tidak tahu…

Jika malam telah tiba apakah engkau masih bisa hidup hingga pagi hari

وَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ *** وَكَمْ مِنْ عَلِيْلٍ عَاشَ حِيْناً مِنَ الدَّهْرِ

Betapa banyak orang yang sehat kemudian meninggal tanpa didahului sakit…

Dan betapa banyak orang yang sakit yang masih bisa hidup beberapa lama

فَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا *** وَقَدْ نُسِجَتْ أَكْفَانُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِِي

Betapa banyak pemuda yang tertawa di pagi dan petang hari

Padahal kafan mereka sedang ditenun dalam keadaan mereka tidak sadar

وَكَمْ مِنْ صِغَارٍ يُرْتَجَى طُوْلُ عُمْرِهِمْ *** وَقَدْ أُدْخِلَتْ أَجْسَامُهُمْ ظُلْمَةَ الْقَبْرِ

Betapa banyak anak-anak yang diharapkan panjang umur…

Padahal tubuh mereka telah dimasukkan dalam kegelapan kuburan

وَكَمْ مِنْ عَرُوْسٍ زَيَّنُوْهَا لِزَوْجِهَا *** وَقَدْ قُبِضَتْ أَرْوَاحُهُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ

Betapa banyak mempelai wanita yang dirias untuk dipersembahkan kepada mempelai lelaki…

Padahal ruh mereka telah dicabut tatkala di malam lailatul qodar…

Via Kasih Ibu

Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.

Ya Allah sekiranya hati ini terkotori sucikanlah..

Sekiranya hati ini terluka sembuhkanlah..

Sekiranya nampak mendung kesedihan bergelayut di wajah ini ceriakanlah..

Sekiranya kegelisahan menodai damainya hati tenangkanlah..

Sekiranya duka memporak- porandakan kokohnya benteng hati kuatkanlah..

Sekiranya air mata semakin deras membasahi pipi keringkanlah..

Sekiranya kebencian menyesakkan dada ini lapangkanlah..

Sekiranya kesulitan menghalangi langkah ini mudahkanlah..

Wahai diriku yang dirundung pilu..

Sayangilah siapapun yang menyayangimu,tapi jangan sakiti mereka yang menyakitimu..

Membalas keburukan seperlunya memang tidak terlarang,namun lebih indah jika memaafkan..

Andai dirimu membalas keburukan orang lain dengan keburukan pula niscaya tak ada bedanya dirimu dengan dirinya..

Kekalkanlah kebaikan, sesungguhnya berbuat baik itu tak mengenal batas..

Ya Rabbi..berikanlah kekuatan iman dan kesabaran agar diri ini mampu membalas kebencian,cacian dan hujatan dengan kebaikan dan senyuman..

Aamiin

Semoga bermanfaat,silakan share semoga bermanfaat
dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.

Renungan Ringan Tapi Berbobot


Alkisah, ada seseorang yang
sangat menikmati kebahagiaan
dan ketenangan di dalam
hidupnya. Orang tersebut
mempunyai dua kantong. Pada
kantong yang satu terdapat
lubang di bawahnya, tapi pada
kantong yang lainnya tidak
terdapat lubang.
Segala sesuatu yang menyakitkan
yang pernah didengarnya seperti
makian & sindiran, ditulisnya di
sebuah kertas, digulung kecil,
kemudian dimasukkannya ke
dalam kantong yang berlubang.
Tetapi semua yang indah, benar,
dan bermanfaat, ditulisnya di
sebuah kertas kemudian
dimasukkannya ke dalam kantong
yang tidak ada lubangnya.

Pada malam hari, ia mengeluarkan
semua yang ada di dalam saku
yang tidak berlubang,
membacanya, dan menikmati hal-
hal indah yang sudah
diperolehnya sepanjang hari itu.
Kemudian ia merogoh kantong
yang ada lubangnya, tetapi ia
tidak menemukan apa pun. Maka
ia pun tertawa dan tetap
bersukacita karena tidak ada
sesuatu yang dapat merusak hati
dan jiwanya.

Sahabat... ini dia yang seharusnya
kita lakukan. Menyimpan semua
yang baik di “kantong yang tidak
berlubang”, sehingga tidak
satupun yang baik hilang dari
hidup kita. Sebaliknya, simpanlah
semua yang buruk di “kantong
yang berlubang”. Maka yang
buruk itu akan jatuh dan tidak
perlu kita ingat lagi.

Namun sayang sekali, masih
banyak orang yang melakukan
dengan terbalik! Mereka
menyimpan semua yang baik di
“kantong yang berlubang”, dan
apa yang tidak baik di “kantong
yang tidak berlubang” (alias
memelihara pikiran-pikiran jahat
dan segala sesuatu yang
menyakitkan hati). Maka, jiwanya
menjadi tertekan dan tidak ada
gairah dalam menjalani hidup.
Oleh karena itu, agar bisa
menikmati kehidupan yang
bahagia dan tenang, jangan deh
menyimpan apa yang tidak baik di
dalam hidup kita (karena sakit
hati, iri hati, dendam, dan
kemarahan juga bisa
menyebabkan penyakit serius
bahkan kematian).

Yukkk
mencoba, menyimpan hanya yang
baik dan bermanfaat.!

@gorban.

● Mari kita introspeksi diri kita…!


~Renungan Hidup Islami - Muhasabah Diri - Introspeksi Diri ~
Bismillahirrahmanirrahim,
Wahai diri,
Tundukkanlah hatimu selalu di hadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..!
Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya! Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana! Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu! Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya!
Wahai diri,
Pandanglah kepalamu !
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas?

Pandanglah matamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah?
Pandanglah telingamu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al Quran, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga ia pun mengeraskan hati dan pikiranmu?
Pandanglah hidungmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga?
Pandanglah mulutmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta , sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu?
Pandanglah tanganmu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri?
Pandanglah kakimu..!
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemasiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya?
Pandanglah dadamu..!
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah?
Mudah-mudahan catatan pengingat ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat diriku agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri….Aamiin yaa Robbal Alamin.